BKKBN: Usia Produktif Saat Ini Tinggi, Kesempatan Meningkatan Pendapatan per Kapita

Menurut BKKBN, rasio ketergantungan, atau perbandingan antara penduduk usia produktif dengan mereka yang tidak produktif di Indonesia berada di angka 41

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Mei 2021, 07:00 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Penandatanganan Naskah Kesepahaman Antara BKKBN dan Tanoto Foundation (Tangkapan Layar Youtube BKKBN Official)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan bahwa tingginya usia produktif di Indonesia saat ini adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan pendapatan per kapita.

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam Penandatanganan Naskah Kesepahaman Antara BKKBN dan Tanoto Foundation mengatakan bahwa saat ini generasi muda, anak, dan balita di Indonesia berada di posisi yang "sangat strategis."

"Karena dependency ratio (rasio ketergantungan), rasio antara mereka yang bisa produktif dibandingkan usia yang tidak produktif, berdasarkan sensus penduduk tahun 2020, nilainya 41," kata Hasto pada Kamis (20/5/2021).

Rasio ketergantungan 41 sendiri bisa diartikan bahwa di setiap 100 orang berusia produktif, memiliki tanggungan sebanyak 41 orang yang belum dan sudah tidak lagi produktif.

Menurut Hasto, nilai 41 pada dependency ratio di Indonesia adalah sesuatu yang mengejutkan. "Karena diduga dependency ratio mencapai 46 saja masih tahun 2025. Tapi ternyata tahun 2020 sudah 41."

"Artinya kesempatan bangsa kita untuk meningkatkan pendapatan per kapitanya adalah sekarang," kata Hasto Wardoyo.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Kesempatan Bonus Demografi

Sejumlah pencari kerja memadati arena Job Fair di kawasan Jakarta, Rabu (27/11/2019). Job Fair tersebut digelar dengan menawarkan lowongan berbagai sektor untuk mengurangi angka pengangguran. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hasto melanjutkan, dengan tingginya usia produktif, maka kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang didambakan oleh Presiden Joko Widodo sangatlah tepat dan beralasan.

Mantan Bupati Kulon Progo ini mengatakan, membangun SDM saat ini menjadi sesuatu yang penting setelah sebelumnya pemerintah membangun infrastruktur.

"Karena momentumnya dimana kita memasuki window opportunity bonus demografi. Itulah momentum yang tidak bisa diabaikan, karena ditengarai di tahun 2035, sudah menutup celah bonus demografi," katanya.

Hasto mengatakan dengan tertutupnya celah bonus demografi, maka aging population atau penuaan populasi bisa terjadi dan dependency ratio akan kembali naik akibat banyak masyarakat muda yang harus menanggung orang-orang tua.

"Inilah kesempatan baik untuk kita mencetak generasi yang berkualitas, karena kalau tidak maka mungkin terlewati juga. Sehingga kita bisa growing old before growing rich," kata Hasto.


Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal

Infografis Bantuan DP Rumah Pekerja Informal

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya