Makin Mahal, Tengok Pergerakan Harga Kedelai Dunia

Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan.

oleh Tira Santia diperbarui 20 Mei 2021, 14:01 WIB
Harga kacang kedelain terus menunjukan kenaikan, seiring dengan menipisnya cadangan kedelai dalam negeri di tengah belum masuknya pasokan kedelain impor dari Amerika Serikat. (liputan6.com/Jayadi Supriadin

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Dirjen PDN) Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan, mengapresiasi dukungan importir dalam menjaga stabilitas harga kedelai impor di tingkat perajin tahu dan tempe. 

Lantaran pada puasa dan Lebaran tahun ini, harga kedelai tetap stabil, tidak melebihi Rp10.000/kg, sehingga harga tahu tetap terjaga di kisaran Rp650/potong dan tempe Rp16.000/kg di tingkat perajin. 

“Kami menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas komitmen dan dukungan pelaku usaha kedelai dalam menjaga ketersediaan dan stabilitas harga pada puasa dan Lebaran 2021," kata Dirjen PDN Kemendag, Oke, Kamis (20/5/2021).

Berdasarkan tren harga yang dikutip dari Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai dunia masih mengalami kenaikan. Pada pertengahan Mei 2021, harga kedelai dunia berada di kisaran USD 15,86/bushels (Rp10.084/kg harga akhir), naik sekitar 11,2 persen dibanding April 2021 yang tercatat sebesar USD 14,26/bushels (Rp9.203/kg harga akhir).  

“Meskipun demikian, kami menjamin stok kedelai saat ini masih mencukupi untuk kebutuhan industri  pengrajin tahu dan tempe nasional,” ujarnya.

Memperhatikan harga kedelai dunia yang terus alami kenaikan tersebut, Oke memaklumi harga kedelai di tingkat perajin tahu dan tempe akan mulai bergerak naik pada kisaran Rp10.500/kg dan berpotensi  mengerek harga tahu dan tempe di tingkat perajin. 

“Akan terjadi penyesuaian harga kedelai impor di tingkat perajin tahu dan tempe karena komoditas kedelai asal Amerika Serikat ini belum memasuki masa panen. Selain itu, juga ditengarai permintaan kedelai dari negara lain seperti Tiongkok sebesar 7,5 juta ton pada April 2021 yang berdampak pada tingginya harga kedelai dunia sampai dengan saat ini,” jelasnya. 

Kemendag secara periodik terus memantau dan mengevaluasi pergerakan harga kedelai  dunia, baik ketika terjadi penurunan ataupun kenaikan harga.

Hal ini bertujuan untuk memastikan harga kedelai di tingkat perajin dan di tingkat pasar tahu dan tempe berada di tingkat wajar. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Stok Kedelai

Pekerja menuang kedelai rebus saat proses pembuatan tahu di Jakarta, Senin (4/1/2021). Setelah melakukan mogok produksi selama 1 hingga 3 Januari 2021 akibat naiknya harga kacang kedelei impor, kini para perajin tahu mulai kembali beroperasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dirjen PDN Kemendag mengimbau kepada para importir agar memastikan dan menyalurkan stok kedelai secara rutin kepada seluruh perajin tahu dan tempe, termasuk anggota Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia  (Gakoptindo), baik di Puskopti Provinsi maupun Kopti Kabupaten/Kota seluruh Indonesia dengan tetap memperhatikan harga kedelai yang terjangkau. 

Selain itu, importir diimbau untuk memotong rantai distribusi dengan menyalurkan langsung kepada industri pengrajin, khususnya di daerah kota/kabupaten yang dekat dengan lokasi gudang importir atau distributornya guna mendapatkan harga terjangkau di tingkat perajin.

“Produksi tahu dan tempe harus terus berjalan meskipun terjadi peningkatan harga kedelai dunia, sehingga masyarakat masih tetap mendapatkan tahu dan tempe sebagai sumber protein dengan harga terjangkau,” pungkasnya. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya