Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI hingga saat ini masih melakukan investigasi pada vaksin AstraZeneca batch CTMAV547. Investigasi dilakukan terkait dugaan efek samping fatal usai penyuntikkan vaksin AstraZeneca batch tersebut pada dua orang di Jakarta.
"Saat ini Badan POM masih melakukan investigasi dalam rangka handling vaksin terkait efek samping fatal dari vaksin AstraZeneca batch CTMAV547," kata Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers 20 Mei 2021.
Advertisement
Investigasi yang dilakukan oleh BPOM adalah pengujian toksisitas dan abnormal vaksin tersebut. Serta, menginvestigasi mengenai strerilisasi vaksin.
Wiku juga meminta kepada masyarakat yang mengalami keluhan usai divaksin untuk segera melapor ke fasilitas kesehatan terdekat maupun nomor telepon yang tertera di kartu vaksin.
"Mohon masyarakat tidak ragu melaporkan keluhan vaksinasi karena setiap laporan yang masuk dari daerah akan sangat bermanfaat bagi pelaksanaan di Indonesia dan global," kata Wiku soal pelaksanaan vaksinasi termasuk yang menggunakan vaksin AstraZeneca.
Kemenkes: Vaksin AstraZeneca Aman
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa hanya satu dari 40 batch vaksin AstraZeneca yang dihentikan sementara penggunaan dan distribusinya. Sedangkan untuk 39 batch lainnya masih tetap didistribusikandan digunakan.
“Hanya satu batch atau kumpulan produksi, yaitu batch CTMAV547 yang dihentikan sementara untuk pengujian toksisitas dan sterilitas oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai bentuk kehati-hatian pemerintah," kata Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi.
Indonesia mendapatkan vaksin AstraZeneca batch CTMAV547 berjumlah 448.480 dari 3,852,000 dosis vaksin AstraZeneca yang diterima Indonesia pada 26 April 2021 melalui skema Covax Facility/WHO.
“Batch AstraZeneca selain CTMAV547 aman digunakan sehingga masyarakat tidak perlu ragu,” pesan Nadia.
Advertisement