Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 279 juta data penduduk Indonesia diduga telah dibobol dan dijual di forum online. Data bocor ini diduga berasal dari institusi pemerintah yakni BPJS Kesehatan.
Tekno Liputan6.com mengkonfirmasi kepada pihak BPJS Kesehatan terkait dugaan kebocoran data ini.
Advertisement
Kepala Humas BPJS Kesehatan, M Iqbal Anas Ma'ruf, menyebut BPJS Kesehatan tengah melakukan penelusuran untuk memastikan apakah data yang diduga bocor berasal dari sistemnya.
"Saat ini kami sedang melakukan penelusuran lebih lanjut untuk memastikan apakah data tersebut berasal dari BPJS Kesehatan atau bukan," katanya ketika dihubungi Kamis (20/5/2021).
Iqbal lebih lanjut mengatakan, pihaknya mengerahkan tim khusus untuk melakukan pelacakan dan sesegera mungkin menemukan sumbernya.
Kendati demikian, Iqbal juga menegaskan BPJS Kesehatan konsisten memastikan keamanan data peserta BPJS Kesehatan dan melindungi data dengan sebaik-baiknya.
Konsisten Jaga Keamanan Data Peserta BPJS Kesehatan
"Dengan big data kompleks yang tersimpan di server kami, kami memiliki sistem pengamanan data yang ketat dan berlapis sebagai upaya menjamin kerahasiaan data tersebut, termasuk di dalamnya data peserta JKN-KIS," katanya.
Iqbal juga menyebut, secara rutin pihaknya berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait guna memberikan perlindungan data yang lebih maksimal.
Sebelumnya, dilaporkan data milik 279 juta penduduk Indonesia diduga bocor dan dijual di forum online. Informasi ini berdasarkan sebuah cuitan dari akun Twitter @ndagels dan @nuicemedia yang diunggah Kamis, (20/5/2021).
Dalam cuitannya, akun tersebut mengatakan data 279 juta penduduk Indonesia bocor dan dijual, termasuk data orang yang telah meninggal dunia.
Dalam screenshot penjualan data yang dicuitkan, data penduduk Indonesia yang bocor meliputi nomor identitas kependudukan (NIK), nomor telepon, alamat, alamat email, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan data pribadi lainnya. Kendati demikian, dari data yang bocor, disebutkan bahwa tidak ada password di dalamnya.
Berdasarkan informasi, pemilik data menjual kumpulan data ini dengan harga 0,15 bitcoin atau setara Rp 87 juta.
Advertisement
Diduga dari BPJS Kesehatan
Tekno Liputan6.com mencoba menanyakan mengenai kebenaran data ini kepada Pakar Keamanan Siber Alfons Tanujaya.
"Kelihatannya benar, kemungkinan data yang berhubungan dengan BPJS bocor," katanya.
Kendati demikian, Alfons mengatakan perlunya penyelidikan lebih lanjut. "Tetapi kalau yang bocor sesuai klaim 270 juta, ya kemungkinan dapat datanya dari pusat," katanya.
Informasi dari Alfons ini senada dengan yang dikatakan salah satu warganet di Twitter yang menyebut data bocor merupakan milik BPJS Kesehatan karena di dalamnya ada informasi NOKA dan filed nama untuk calon bayi.
(Tin/Ysl)