Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin menilai banyak lembaga sertifikasi halal dari negara lain yang meminta pengakuan dari Indonesia.
Namun dia menyayangkan, Indonesia belum menjadi negara produsen halal terbesar di dunia dan baru sebatas konsumen, walau memiliki potensi kuat.
Advertisement
"Banyak lembaga sertifikat halal (dari negara lain) itu minta pengakuan, minta endorsement dari sini, tapi kita belum menjadi produsen halal terbesar dunia," kritik Ma'ruf dalam keterangan tertulis direrima, Jumat (20/5/2021).
Ma'ruf berharap, hal itu dapat ditingkatkan dengan dukungan para pihak terkait dan komitmen kuat antar lembaga.
"Pemerintah memiliki komitmen untuk mengembangkan industri halal ini, salah satunya dengan memberikan stimulan kepada Kawasan Industri Halal (KIH) berupa kesamaan fasilitas program yang didapat oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)," jelas dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Program Layanan Terpadu Satu Pintu
Ma'ruf percaya, demi mendukung perkembangan KIH, pemerintah telah menyediakan program yaitu One Stop Service (Layanan Terpadu Satu Pintu) yang memberikan kemudahan dalam proses sertifikasi halal, permodalan dan fasilitasnya.
"Jadi bukan hanya sertifikasi halalnya saja, permodalan dan fasilitas lain juga difasilitasi supaya industri halal ini tumbuh," yakin dia.
Ma'ruf berhadap, nilai ekspor produk halal dari Indonesia sudah besar dapat kembali ditingkatkan. Sebab, menurut dia, masih belum tercatat secara tertib di beberapa negara tujuan ekspor yang tidak memerlukan sertifikasi halal.
"Ini jadi salah satu yang juga menjadi tugas kita supaya Indonesia menjadi pemain utama ekspor produk halal sehingga semuanya tercatat," dia memungkasi.
Advertisement