Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin kembali berfluktuasi mendekati USD 40.000 pada Kamis 20 Mei 2021. Meski masih mengalami naik turun, harga bitcoin tersebut telah mengalami pemulihan signifikan.
Seperti dilansir Forbes, Jumat (21/5/2021), harga bitcoin sempat berada di level USD 42.589,86 atau sekitar Rp 612,47 juta (asumsi kurs Rp 14.381 per dolar AS) menurut data CoinDesk.
Advertisement
Angka tersebut membuat mata uang kripto ini naik lebih dari 40 persen dari level terendahnya, yakni USD 30.200 pada Rabu 19 Mei 2021. Beberapa analis mempertimbangkan pemulihan harga yang mungkin dialami bitcoin, salah satunya datang dari Chris Keshian, seorang pedagang mata uang kripto dan mantan manajer hedge fund.
"Penyebab utama dari penurunan drastis harga crypto kemarin adalah likuidasi yang mengalir dari pedagang yang terlalu berlebihan. Ini semua dimulai dengan koreksi pasar yang wajar berdasarkan lingkungan makro dan berita crypto FUD (peraturan China, Tesla, dll.), Yang kemudian diperkuat karena posisi dilikuidasi sepenuhnya," katanya.
Tak hanya itu, Keshian menyebut, mata uang kripto mengalami kemunduran yang didorong oleh pasar yang tiba-tiba menjadi oversold atau jenuh jual.
"Setelah likuidasi ini selesai, pembeli secara alami datang untuk membeli aset dengan harga baru, yang mendorong keuntungan 40 persen yang kami lihat selama 24 jam terakhir," tuturnya.
Michael Gu, analis kripto dan pendiri Boxmining , menawarkan perspektif berbeda. "Penjualan berlebih disebabkan oleh posisi yang sangat leverage dalam kripto - jadi penurunan awal menyebabkan reaksi berantai (posisi beli dijual menyebabkan harga turun, menyebabkan posisi beli lain dilikuidasi)," ujarnya.
Beberapa minggu mendatang, bitcoin diprediksi berfluktuasi di antara US 40.000 dan USD 50.000. Hal ini diungkapkan Vinny Lingham, salah satu pendiri & CEO Civic dalam sebuah tweet.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Miliarder Ini Prediksi Harga Bitcoin Kembali Menguat
Sebelumnya, Miliarder Mike Novogratz mendorong investor aset kripto untuk mempertahankan posisi mereka meskipun ada aksi jual tajam. Aksi jual besar-besaran itu berimbas pada anjloknya harga uang kripto bitcoin mendekati posisi USD 30.000.
CEO Galaxy Digital itu bahkan mendorong investor untuk membeli selama penurunan. Dalam video berdurasi dua setengah menit yang dirilis oleh perusahaannya, Mike mengatakan, volatilitas itu normal.
"Pasar sekarang akan berkonsolidasi selama berminggu-minggu, jika bukan beberapa bulan, karena itu membangun kembali kepercayaan," kata Novogratz, dilansir dari Business Insider, Kamis, 20 Mei 2021.
Dia mengatakan 'likuidasi raksasa' adalah pertemuan dari banyak faktor. Termasuk dari tenggat waktu pajak yang telah lewat baru-baru ini.
Hal itu telah memenuhi syarat beberapa kepemilikan mata uang kripto menjadi keuntungan modal jangka panjang. Hingga sentimen dari pernyataan Elon Musk mengenai dampak bitcoin terhadap lingkungan.
"Saya ingin menekankan dengan keras dan jelas bahwa kemajuan mendasar yang terjadi di kedua ekosistem bitcoin, ekosistem Ethereum, di sebagian besar ekosistem kripto sangat cepat."
"Crypto mengalami pencucian ini sebelumnya dan selalu kembali kuat,” imbuh dia.
Menurut data dari CoinMarketCap.com, kapitalisasi pasar untuk mata uang digital global merosot USD 1,35 triliun pada Rabu, turun 47 persen dari posisi puncak baru-baru ini USD 2,56 triliun pada 12 Mei 2021.
Advertisement