Liputan6.com, Jakarta - Startup office-sharing yang didukung SoftBank, WeWork, melaporkan rugi bersih kuartal I-2021 sebesar USD 2,06 miliar, atau sekitar Rp 29,59 triliun (kurs Rp 14.366 per USD).
Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (21/5/2021), salah satu penyebabnya yakni biaya restrukturisasi perusahaan yang tengah mempersiapkan IPO melalui merger dengan perusahaan cek kosong atau SPAC.
Advertisement
WeWork mengatakan bisnisnya mulai pulih karena lebih banyak orang kembali ke kantor usai pelonggaran pembatasan COVID-19. Sebelumnya, pengaturan kerja dari rumah hampir di sepanjang 2020 telah membebani perusahaan dengan mengurangi tingkat hunian dan meningkatkan biaya operasional.
Adapun total hunian tercatat meningkat hingga 50 persen pada kuartal pertama dibandingkan dengan 47 persen pada kuartal IV-2020.
WeWork pada Maret setuju untuk go public melalui merger dengan BowX Acquisition Corp, sebuah perusahaan akuisisi bertujuan khusus, dalam kesepakatan senilai USD 9 miliar.
SoftBank Group Corp mengatakan akan mempertahankan saham mayoritas di perusahaan setelah merger. WeWork mengatakan memiliki 490.000 member pada kuartal pertama, dibandingkan dengan 693.000 pada Maret 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Biaya Restrukturisasi
Perusahaan mengatakan telah mengeluarkan biaya restrukturisasi sebesar USD 494 juta, didorong oleh pembelian saham SoftBank nontunai dan penyelesaian dengan Neumann. Ini membukukan biaya penurunan nilai sebesar USD 299 juta sebagian karena keluarnya beberapa real estat.
SoftBank dan Neumann, mantan chief executive officer WeWork mencapai penyelesaian pada Februari yang mengakhiri pertarungan hukum yang dimulai pada 2019, ketika SoftBank setuju untuk membeli sekitar USD 3 miliar saham WeWork milik Neumann dan karyawan lainnya. Akan tetapi, kemudian memperebutkan kewajibannya untuk membeli saham tersebut.
Advertisement