NASA: Gerhana Super Blood Moon Sambangi Bumi pada 26 Mei 2021

Fenomena gerhana bulan total akan terjadi pada akhir Mei 2021 ini, simak penjelasannya berikut ini.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Mei 2021, 12:02 WIB
Ilustrasi gerhana bulan total (Screenshot of Twitter/@NASAMoon)

Liputan6.com, Jakarta Beragam fenomena alam terjadi di langit yang membuat banyak pasang mata terkesima melihatnya. Salah satunya adalah gerhana bulan yang menjadi peristiwa yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang karena jarang terjadi.

Melansir dari website resmi NASA, pada bulan ini, tepatnya tanggal 26 Mei 2021 akan hadir super blood moon atau gerhana bulan total yang sangat luar biasa pada tahun ini.

Dengan kata lain, bulan purnama akan memasuki bayangan bumi dan saat bulan tidak berada dalam naungan planet kita, sehingga akan tampak lebih besar dan terang dari biasanya.

Saksikan Video di Bawah Ini:


Sebenarnya, Apa Itu Super Blood Moon?

Ilustrasi gerhana bulan total (Screenshot of Twitter/@NASAMoon)

Bulan memiliki orbit elips (lingkaran yang memanjang) untuk mengelilingi planet kita ini. Setiap bulannya, Bulan akan melewati perigge (titik terdekat dengan Bumi) dan apogee (titik terjauh dari Bumi).

Jadi supermoon adalah saat bulan berada pada atau mendekati titik terdekatnya ke Bumi pada saat yang sama saat penuh. Peristiwa ini akan membuat bulan purnama menjadi sedikit lebih dekat dengan kita sehingga tampak sangat besar dan cerah di langit.

Sedangkan, gerhana bulan akan terjadi ketika sebagian atau keseluruhan Bulan tertutupoleh bayangan Bumi. Bumi akan berada diantara Matahari dan Bulan pada satu garis lurus, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai ke bulan sebab terhalang Bumi.  

Saat terjadi gerhana bulan total bayangan Bumi akan sepenuhnya menutupi Bulan, sehingga Bulan akan sangat gelap. Hal tersebut akan membuat bulan hanya memiliki cahaya yang redup, atau bahkan tampak sangat gelap.

Namun, kalau ini akan terjadi gerhana bulan total dengan cahaya merah yang mana bulan masih dapat terlihat karena adanya sinar matahari yang dibelokkan ke arah Bulan oleh atmosfer Bumi. Lalu, disebut “Blood” karena sinar yang dibelokkan biasanya memiliki spektrum cahaya merah yang menyebabkan Bulan akan tampak berwarna merah, jingga, atau pun coklat.

Gerhana Bulan disinari redup oleh cahaya merah-oranye yang tersisa dari semua matahari terbenam dan matahari terbit yang terjadi di seluruh dunia pada saat itu. Semakin banyak debu atau awan di atmosfer bumi selama gerhana, maka Bulan akan tampak semakin merah.


Wilayah yang Mengalami Gerhana Bulan Total

Gerhana bulan memang suatu momen yang sulit untuk ditangkap. Apalagi gerhana bulan total atau waktu saat Bulan berada dalam bayangan terdalam akan berlangsung sekitar 15 menit. Beberapa negara akan mengalami gerhana bulan total ini, seperti di benua barat Amerika Serikat dan Kanada, seluruh Meksiko, di sepanjang Lingkar Asia Pasifik yang mana termasuk Indonesia, dan berbagai negara lainnya.

Di Indonesia juga akan terjadi gerhana bulan total pada seluruh wilayahnya. Gerhana bulan total akan terjadi pada saat bulan terbit atau sekitar pukul 6 sore lebih pada waktu Indonesia Barat. Maka pada WITA dan WIT akan terjadi lebih malam dari bagian barat.

Namun, jika gerhana bulan total tidak terlihat pada lokasi Anda, atau mungkin tidak sempat untuk melihatnya, Anda masih bisa menjelajahi fenomena ini dengan Studio Visualisasi Ilmiah NASA.

Supermoon dan gerhana bulan adalah fenomena berbeda yang tidak selalu terjadi pada waktu yang bersamaan. Bulan ini merupakan kesempatan bagus untuk menikmati fenomena tersebut.

 

 

 

 

Penulis:

Gerda Faradila

Politeknik Negeri Media Kreatif

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya