Di Pertemuan PBB, Turki Sebut Israel Bertanggung Jawab Atas Kekerasan di Palestina

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu menyebut Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kekerasan yang dihadapi Palestina.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Mei 2021, 18:54 WIB
Peserta yang tergabung dalam Jerit Palestina membawa bendera Palestina saat menggelar aksi di depan Kedubes Amerika Serikat, Jakarta, Jumat (7/5/2021). Dalam aksinya mereka mendesak Amerika Serikat untuk menarik bantuan kepada Israel dalam penjajahan Palestina. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, New York City - Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengesampingkan argumen "kedua belah pihak" terkait kekerasan yang sedang berlangsung dalam konflik antara Palestina dan Israel.

Menlu Mevlut Cavusoglu menyebut Israel sebagai satu-satunya pihak yang bertanggung jawab atas serangkaian kekerasan yang dihadapi warga Palestina.

"Israel bertanggung jawab atas apa yang terjadi hari ini di Yerusalem, Tepi Barat dan Gaza," kata Cavusoglu dalam pertemuan Majelis Umum PBB pada Kamis (20/5).

"Pengulangan tragedi semacam itu tidak dapat dicegah kecuali dan sampai Israel dimintai pertanggungjawaban atas kejahatannya dan rasa impunitasnya diakhiri," ujar Cavusoglu, seperti dilansir Anadolu Agency, Jumat (21/5/2021).

Setidaknya 232 warga Palestina telah tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza sejak 10 Mei.

Korban tewas pun termasuk 65 anak-anak, 39 perempuan, dan 17 orang lanjut usia, menurut pejabat kesehatan di Gaza.

Kementerian Kesehatan di Gaza juga mengungkap, ada lebih dari 1.700 orang yang terluka akibat serangan tersebut.

Sementara di Israel, terdapat 12 korban tewas karena serangan roket dari Gaza.

 


Turki Serukan Upaya Internasional Akhiri Pendudukan dan Blokade atas Wilayah Palestina

Warga mengibarkan bendera Palestina saat merayakan gencatan senjata antara Israel dengan Hamas di depan bangunan yang hancur di Kota Gaza, Palestina, Jumat (21/5/2021). Israel melakukan gencatan senjata dengan gerakan Islam yang berkuasa di Jalur Gaza, Hamas. (MAHMUD HAMS/AFP)

Cavusoglu juga menyebut 14 tahun blokade Israel di Gaza telah mengubah daerah tersebut "menjadi penjara terbuka terbesar di dunia," - mencatat bahwa ada lebih dari 2 juta orang yang tinggal di wilayah yang hanya seluas 365 kilometer persegi.

"Melalui pengulangan, pelaku tragedi ini membuat tidak peka adanya kejahatan, penindasan rakyat Palestina dan pelanggaran hak asasi serta kebebasan dasar mereka," kata Cavusoglu.

“Namun, kami tidak akan tinggal diam dalam menghadapi kekejaman dan kebrutalan yang tak disebutkan, karena kami tahu bahwa diam dalam menghadapi ketidakadilan, sama dengan menjadi kaki tangan kejahatan yang dilakukan. Dia yang tetap diam dalam menghadapi ketidakadilan adalah pihak yang bisu ," tandasnya.

Disampaikan juga oleh Cavusoglu bahwa upaya sekarang perlu dialihkan tidak hanya untuk menengahi gencatan senjata, tetapi juga memobilisasi "upaya internasional untuk mengakhiri pendudukan Israel dan blokade atas wilayah Palestina."

"Aspirasi sah rakyat Palestina untuk kebebasan dan martabat tidak bisa lagi ditekan, jelasnya.

"Ini adalah waktu yang tepat bagi komunitas internasional untuk menemukan cara hukum dan moral yang efektif untuk menghentikan serangan Israel terhadap Palestina," tambah Cavusoglu.


Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina

Infografis Rentetan Konflik Terbaru Israel - Palestina. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya