Liputan6.com, Jakarta Yusrah Zaenong perempuan berusia 43 tahun asal Palu, Sulawesi Tengah, memutuskan menjadi agen BRILink milik PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sejak 2015.
Meskipun awalnya, Yusrah sempat ragu karena merasa tidak mengetahui manfaat dan keuntungannya, namun seiring waktu dia justru senang terjun sebagai agen BRILink.
Advertisement
“Saya usahanya sekarang yang nampak hanya pangkalan elpiji, awalnya saya agen pembayaran provider lain cuma tidak kelihatan jadi saya menjadi agen BRILink. Saya menjadi agen BRILink pada tahun 2015,” kata Yusrah kepada Liputan6.com, Kamis (20/5/2021).
Yusrah bercerita awal menjadi agen BRILink, ketika mendatangi kantor cabang BRI di Palu untuk mengambil KUR. Tak disangka, Kepala Unit BRI menawarkan diri menjadi agen BRILink.
Yusrah dinilai cocok karena biasa melayani masyarakat untuk pembayaran listrik di daerahnya. “Akhirnya saya terima tawaran itu, saya ikut saja. Mereka mengurus berkas-berkas yang dibutuhkan, dan saya tinggal tanda tangan saja. Kemudian saya berusaha tawarkan ke orang-orang dan promosikan berapa kali transfer bisa gratis biaya administrasi, saya jemput bola istilahnya,” ujarnya.
Pada 2015 itu, baru Yusrah yang menjadi agen BRILink. Namun seiring berjalannya waktu banyak agen BRILInk menjamur.
Kendati begitu, Yusrah tidak khawatir terkait persaingan. Dia memiliki strategi tersendiri untuk menarik masyarakat agar bertransaksi di tempatnya.
Ibu 3 anak ini mengubah tempatnya layaknya seperti Teras BRI dan memberikan gratis biaya administrasi jika sudah 8 kali bertransaksi di agen.
Hanya bermodalkan Rp 5 juta kala itu, kini semenjak menjadi agen BRIlink, Yusrah setiap bulan memperoleh untung hingga Rp 5 juta per bulan. Selain itu, dia dapat membeli 1 unit mobil dan beberapa bidang tanah.
“Menjadi agen BRILink sekarang menjadi pendapatan utama saya dan keluarga, yang saya tekuni hanya ini sekarang. Dari hasil menjadi agen BRILink Alhamdulillah bisa beli kendaraan dan bisa bayar tanah buat anak-anak nanti,” ungkap dia.
Saksikan Video Ini
Utamakan Layanan
Pahit manisnya menjadi agen BRILInk sudah ia rasakan, mulai dari belajar mengoperasikan alat transaksi, hingga berpromosi langsung dengan mendatangi nasabah-nasabah yang ingin bertransaksi.
“Dalam sehari saya biasa melayani 60-70 nasabah. Sekarang saya juga merangkap menjadi agen penyalur BPNT sehingga bisa melayani masyarakat," jelas dia.
Selama menjadi agen BRILink, Yusrah mengaku tidak mengalami kesulitan. Kendala yang ada hanya terkait jaringan.
Hingga kini, dia mengelola BRILink bersama sang suami. Dengan jam operasional mulai dari 8 pagi hingga jam 9 malam. Tapi terkadang dia rela tetap melayani nasabah melewati jam operasional.
“Alhamdulillah pelanggan saya tidak lari tetap berlangganan bertransaksi ke saya meskipun banyak agen BRILink lainnya. Kecuali kalau saya tutup, tapi mereka tetap gedor-gedor pintu saya minta agar transaksi di saya. Jadwal bukanya dari jam 8 pagi hingga 9 malam, kalau hari Minggu hanya setengah hari,” ujarnya.
Perempuan ini mengungkapkan senang bisa menjadi bagian dari BRI dan bisa membantu serta memudahkan masyarakat dalam bertransaksi.
“Masyarakat senang mereka terbantu. Sekarang mereka sudah jarang datang ke bank, karena ke bank itu harus antri. Sementara kalau transaksi ke saya tidak perlu antri,” kata Yusrah.
Yusrah, mengatakan selalu mengutamakan pelayanan yang baik kepada nasabah, agar para nasabahnya tetap setia bertransaksi di agen.
“Saya lebih mengutamakan pelayanan kepada nasabah, harus ramah. Lantaran banyak nasabah yang menilai perilaku agennya, ada yang menyebut pelayanan di saya itu bagus dan ramah dibandingkan agen lain,” tutur dia.
Yusrah berharap agar BRI menambah layanan transaksi yakni pembayaran NPWP. Saat ini, BRI memiliki banyak fungsi pembayaran, seperti transaksi pembayaran listrik, telepon, cicilan, beli pulsa, transfer, tarik setor/tunai, kredit mikro dan sebagainya.(*)
Advertisement