Liputan6.com, Jakarta - Maskapai Air France-KLM berhasil merilis penerbangan jarak jauh pertama berbahan bakar minyak jelantah pada Selasa, 18 Mei 2021. Lebih tepatnya, pesawat itu ditenagai minyak bumi yang dicampur bahan bakar jet sintetis dari limbah minyak goreng.
Melansir Japan Today, Jumat, 21 Mei 2021, bahan bakar yang digunakan untuk penerbangan dari Paris, Prancis ke Montreal, Kanada itu adalah bagian dari upaya industri penerbangan bereksperimen dengan sumber alternatif. Ini dilakukan karena regulator dan pemerintah banyak negara semakin memperketat aturan emisi karbon untuk beberapa dekade ke depan.
Maskapai penerbangan dan pembuat pesawat lain juga melakukan hal serupa dengan mengimplementasi berbagai tingkat biofuel atau ragam jenis bahan bakar berkelanjutan. Jet penumpang itu lepas landas dengan bahan bakar berkelanjutan yang menyumbang 16 persen pasokan untuk perjalanan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Air France-KLM mengumumkan inisiatifnya di Bandara Charles de Gaulle, Paris. Hadir pada acara tersebut, CEO KLM Prancis, Benjamin Smith, didampingi CEO perusahaan minyak Total, Patrick Pouyanne, dan Presiden Airbus Guillaume Faury.
Menteri Transportasi Prancis, Jean-Baptiste Djebbari, menyebutkan bahwa terbukti ada cara lain untuk menghadapi persoalan bahan bakar pesawat. "Kami menunjukkan bahwa bagian terbesar dari solusi terletak pada inovasi teknologi," katanya.
Andrew Murphy dari Transport and Environment, kelompok advokasi lingkungan yang berbasis di Brussel, Belgia, mengatakan bahwa bereksperimen dengan bahan bakar alternatif penting bagi industri penerbangan karena dunia tampaknya akan keluar dari pandemi dan perjalanan kembali seperti sediakala.
Namun, Murphy mengatakan untuk memenuhi kebutuhan penerbangan global, tidak cukup hanya mengandalkan minyak jelantah. "Jumlah kentang goreng yang dibuat tidak cukup," katanya bergurau. Ia menambahkan bahwa masih banyak jalan yang harus ditempuh untuk mengurangi emisi penerbangan secara signifikan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Perlu Kebijakan Berdampak Signifikan
Air France-KLM bertujuan membuat lima persen bahan bakarnya berkelanjutan pada 2030. Pihaknya mengklaim akan melakukan penerbangan reguler pertama dengan bahan bakar penerbangan sintetis berkelanjutan dari Amsterdam, Belanda ke Madrid, Spanyol, pada Februari 2022.
Steve Csonka, direktur eksekutif Inisiatif Bahan Bakar Alternatif Penerbangan Komersial, menyambut baik langkah tersebut. Ia menyebut, bahan bakar berkelanjutan penting dalam pengurangan emisi karbon untuk seluruh industri penerbangan bertenaga jet.
Sementara, organisasi lingkungan gencar mendorong kebijakan lain yang signifikan. Maskapai penerbangan tidak akan cukup mengurangi emisi global "hanya dengan menambahkan sedikit agrofuel atau biofuel,” kata Agathe Bounfour dari Climate Action Network di Prancis. "Kami membutuhkan penurunan lalu lintas udara untuk memenuhi tujuan iklim.”
Sebuah RUU yang disahkan bulan ini oleh majelis parlemen Prancis telah melarang penerbangan domestik pada rute yang dapat ditempuh dengan kereta api dalam waktu kurang dari 2,5 jam. Tindakan itu menarik perhatian industri penerbangan global, tapi nyatanya hanya memengaruhi beberapa rute penerbangan saja. (Jihan Karina Lasena)
Advertisement