Liputan6.com, Jakarta Aktivitas di pasar tradisional selalu menjadi sorotan di masa pandemi Covid-19. Interaksi yang tinggi memicu kekhawatiran menyebarnya Covid-19.
Tetapi, kekhawatiran itu rupanya tak seiring sejalan dengan kebijakan vaksinasi Covid-19. Meski berisiko tinggi, di beberapa daerah, vaksinasi pedagang pasar urung dilakukan, termasuk di Cilacap.
Karenanya, pedagang pasar tradisional diprioritaskan dalam program vaksinasi Covid-19.
Baca Juga
Advertisement
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Majenang (P3M), Tatang Tanggul mengatakan belum memperoleh informasi kapan para pedagang divaksinasi. Padahal, di berbagai daerah, pedagang pasar menjadi kelompok prioritas.
dia pun meminta agar pemerintah daerah memprioritaskan pedagang untuk vaksinasi tahap selanjutnya. Selain melindungi pedagang, vaksinasi Covid-19 juga langkah tepat untuk melindungi pedagang dan pengunjung.
“Pedagang bisa tertular Covid tapi juga menularkan. Setiap hari bertemu dengan banyak sekali orang,” kata Tatang, Jumat (21/5/2021).
Aktivitas pedagang, terutama di los sayur dan daging dimulai sejak dinihari, sekitar pukul 01.00 WIB. Sejak itu, sepanjang hari pedagang pasar bertemu puluhan dan bahkan ratusan orang.
“Sejak pukul 1 dinihari, sudah bertemu banyak orang, sampai pukul 3 sore,” katanya.
**Ingat #PesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
CCTV untuk Pantau Prokes dan Copet
Untuk mencegah penularan Covid-19 di Pasar Majenang , P3M membuat Satgas Covid-19. Anggotanya adalah pedagang pasar dan pekerja lain, seperti tukang parkir. Salah satu tugas satgas terpenting adalah mengingatkan agar pedagang dan pengunjung menggunakan masker.
“Itu setiap setengah jam juga diumumkan melalui pengeras suara oleh petugas dari Sekre P3M. Ada delapan titik pengeras suara,” ujarnya.
Tatang juga mengklaim, Satgas Covid-19 Pasar Majenang telah menyiapkan empat titik tempat cuci tangan di pintu masuk pasar yang berada di depan, samping, dan bagian belakang pasar. Sebelum masuk ke pasar, pedagang dan pengunjung wajib cuci tangan menggunakan sabun atau pembersih.
Untuk memantau penerapan prokes, Satgas Covid-19 juga menggunakan CCTV yang terpasang di sejumlah titik strategis di pasar ini. Jika ada yang melanggar, maka Satgas tak segan segera mengingatkan.
Soal CCTV ini, Tatang bilang sebenarnya bukan semata untuk penegakkan prokes. Lebih penting, CCTV ini dipasang untuk mengantisipasi aksi copet alias maling yang kerap meresahkan pengunjung dan pedagang.
Hanya saja, di masa pandemi Covid-19 ini, CCTV sekaligus sebagai pemantau prokes. Menurut dia, pasar tradisional juga tak boleh kalah dari swalayan yang menerapkan teknologi canggih.
"Buktinya itu pas lebaran kemarin tidak ada copet. Kita pasang CCTV di beberapa titik strategis. Lokasinya strategis dan tersembunyi," dia mengungkapkan.
Advertisement
Kelompok Prioritas
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Cilacap, M Wijaya mengatakan hingga saat ini belum memperoleh informasi kapan pedagang akan divaksinasi.
Wijaya mengatakan saat ini pemkab tengah memprioritaskan vaksinasi guru dan pendidikan yang merupakan persiapan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, setelah lebih dari satu tahun sekolah daring dan kombinasi daring dan luring. Karenanya, guru, tenaga pendidikan, dan siswa harus dilindungi.
“Yang pertama PNS, lansia, pelayan-pelayan masyarakat, kan kayak gitu. Kemudian guru sudah, nah, yang sekarang-sekarang ini sedang (vaksin Covid-19) guru ini. Untuk ini sih, pembelajaran tatap muka,” katanya.
Namun begitu, dia memperingatkan bahwa kunci mengatasi pandemi adalah protokol kesehatan yang ketat. Sedangkan vaksinasi hanya cara untuk melindungi dalam waktu cepat. Karenanya, edukasi pentingnya prokes terus digalakkan.
Dia pun mengklaim, edukasi sudah mulai membuahkan hasil. Salah satunya terlihat dari hajatan yang kini tanpa makanan langsung di tempat acara. Warga datang ke hajatan, menyumbang, namun tidak singgah lama di lokasi hajatan, sebagiamana lazimnya hajatan di masa normal.
“(Hajatan) tetap bisa dilaksanakan. Cuma tetap prokes dilaksanakan. Tapi karena edukasi kita sudah cukup berhasil. Kalau kita mungkin, karena saking dekatnya kita dengan yang menyelanggarakan hajatan. Ya tetap datang kondangan, nggak sampai full, juga nggak sempat makan, dan sebagainya,,” kata M wijaya, Kamis (20/5/2021).
M Wijaya menambahkan, dari informasi yang diperolehnya, sebanyak 7.346 guru dan tenaga kependidikan menjalani vaksinasi Covid-19.
Sementara hingga pekan ke-16, jumlah vaksin terdistribusi di Cilacap sebanyak 121/760 dosis. Dari jumlah itu, sebanyak 60.025 orang sudah menjalani vaksinasi dosis pertama. Adapun yang sudah vaksin penyuntikan kedua mencapai 41.121 orang. Pemkanb Cilacap menarget 256.865 orang bisa divaksin pada tahap ini.