Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan aktivitas gempa di selatan Jawa Timur. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, dalam kurun waktu kurang dari lima bulan ini, terjadi peningkatan kegempaan yang signifikan di wilayah itu.
"Dalam tahun ini yang baru memasuki bulan ke-5, dibandingkan dengan tahun lalu (dalam periode yang sama) memang terjadi peningkatan yang signifikan jumlah kejadian gempa bumi. Hal ini harus kita open ke publik. Jadi ini bukan data rahasia, ini data yang harus diketahui publik," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring pada Jumat 21 Mei 2021 malam.
Advertisement
Atas informasi tersebut, dia memohon kepada pemerintah daerah di sekitar pesisir selatan Jawa Timur untuk mewaspadai gejala peningkatan kegempaan tersebut.
"Kami mohon (kepada) pemerintah daerah yang berada di wilayah sepanjang pesisir (selatan) Jawa Timur ataupun provinsi yang memiliki selatan Jawa perlu mewaspadai adanya peningkatan kegempaan yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir di 2021 ini," kata Dwikorita soal gempa yang terjadi belakangan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Minta Masyarakat Tak Panik
Dwikorita juga mengingatkan pemerintah daerah di sepanjang selatan Jawa untuk memastikan kekukuhan konstruksi bangunan masyarakat di wilayahnya. Utamanya bangunan-bangunan yang bersifat vital, seperti sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan perkantoran.
"Mohon pastikan (bangunan) itu benar-benar sudah sesuai dengan standar bangunan tahan gempa," tegasnya.
Hal ini guna mengantisipasi peningkatan aktivitas gempa pada bulan-bulan selanjutnya. Menurut Dwikorita gempa yang terjadi di pesisir selatan Jawa bisa tembus ke kekuatan di atas 6 magnitudo.
"Yang menurut sejarah kegempaan dengan kekuatan bisa melampaui 6 dan bisa berpotensi tsunami. Kita tak bisa memastikan apakah itu akan terjadi, tetapi dari pelajaran masa lalu memang sudah terjadi beberapa kali dan mohon berkenan untuk mewaspadai," tekannya.
Kendati begitu, Dwikorita tetap mengimbau masyarakat untuk tidak panik.
"Kalau tahu harusnya tidak panik tetapi segera menyiapkan bangunan yang cukup kuat tersebut," pungkasnya.
Advertisement
Gempa Blitar
Gempa bermagnitudo 5,9 mengguncang Blitar, Jawa Timur pada pukul 19.09 WIB, Jumat (21/5/2021). Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa gempa yang diraskan hingga di sebagian Pulau Bali itu disebabkan hujaman lempeng Indo-Australia ke lempeng Eurasia.
"Gempa bumi ini dianalisis merupakan jenis gempa bumi menengah yang terjadi akibat subduksi lempeng Indo-Australia yang menujam di bawah lempeng Eurasia. Hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempa bumi tersebut memiliki mekanisme sesar naik kombinasi geser," jelas Dwikorita saat konferensi pers pada Jumat malam (21/5/2021).
Kendati pusat gempa berada di dasar laut, menurut Dwikorita gempa ini tak berpotensi tsunami.
"Hingga pukul 20.00 WIB telah tercatat gempa bumi susulan sebanyak dua kali dengan magnitudo 3,1 dan 2,9," ujarnya.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tak terpengaruh isu yang tak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Mohon hindari bangunan yang rusak atau retak akibat gempa, periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal ataupun tidak ada kerusakan akibat gempa yang dapat membahayakan. Pastikan itu sebelum anda kembali ke rumah," katanya.
Seperti diketahui, pada Jumat, 21 Mei 2021 pukul 190:9:23 WIB wilayah Blitar, Jawa Timur dan sekitarnya diguncang gempa tektonik. Hasil info pendahuluan BMKG menunjukkan gempabumi ini berkekuatan M 6,2 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M 5,9.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,63 LS dan 112,34 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 57 km arah Tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur pada kedalaman 110 km.