Liputan6.com, Jakarta - Pasukan keamanan Israel menggunakan granat kejut dan peluru karet terhadap orang-orang Palestina di luar masjid Al Aqsa di Yerusalem, tempat ribuan jamaah menghadiri salat Jumat, 21 Mei 2021.
Hal ini pun merusak ketenangan yang baru dirasakan usai gencatan senjata diumumkan oleh Israel dan Hamas.
Seorang jurnalis CNN di kompleks masjid mengatakan lusinan petugas Israel memukul wartawan dengan tongkat dan mencoba mengarahkan senapan ke arah mereka. Para petugas menyebut mereka "pembohong" ketika mereka menunjukkan kartu pers mereka. Demikian menurut laporan CNN, Sabtu (22/5/2021).
Baca Juga
Advertisement
Para petugas pindah ke kompleks itu ketika ribuan jemaah meneriakkan solidaritas dengan Gaza dan dengan penduduk Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur, di mana beberapa keluarga Palestina menghadapi penggusuran.
Otoritas Palestina dengan keras mengutuk apa yang digambarkannya sebagai "serangan" oleh polisi Israel di kompleks masjid, Kantor Berita resmi Palestina, WAFA, melaporkan pada hari Jumat.
"Pemerintah Israel, dengan melanjutkan kebijakan provokasi, serangan, menantang upaya internasional yang telah dilakukan untuk mencapai ketenangan dan menghentikan kekerasan dan eskalasi di Yerusalem dan wilayah Palestina yang diduduki, dan untuk menghentikan agresi di Gaza," kata pernyataan itu.
Serangan Usai Gencatan Senjata
Seorang juru bicara polisi Israel mengatakan bahwa para petugas menanggapi kerusuhan yang dilakukan oleh ratusan pemuda Palestina termasuk pelemparan batu ke pasukan polisi.
CNN menyaksikan orang-orang, termasuk anak-anak berteriak, melarikan diri dari tempat kejadian karena suara ledakan granat setrum.
Bulan Sabit Merah Palestina, sebuah lembaga kemanusiaan, mengatakan pihaknya merawat 20 orang yang terluka setelah bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks tersebut. Dua orang dibawa ke rumah sakit, sementara sisanya dirawat di lapangan, kata kelompok bantuan itu.
Masjid dan penggusuran telah menjadi titik nyala dalam konflik baru-baru ini antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas, yang menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, menewaskan 248 warga Palestina di Gaza, termasuk 66 anak-anak, dan 12 di Israel - termasuk dua anak - yang tewas karena tembakan militan, menurut IDF dan layanan darurat Israel.
Gencatan senjata antara Israel dan Hamas pada pukul 2 pagi dan jalan-jalan di Yerusalem dan Gaza telah berlangsung damai.
Warga Palestina dan Arab di Israel merayakan berakhirnya konflik terburuk dalam beberapa tahun.
Advertisement