Liputan6.com, Jakarta - Pasar modal memiliki sejumlah istilah yang biasanya dipakai oleh para pelaku. Istilah tersebut termasuk ada bullish dan bearish. Bagi pelaku pasar saham, istilah ini tidak asing lagi.
Istilah bullish dan bearish sering menggambarkan sentimen pasar terhadap kondisi pasar modal. Ingin tahu lebih mengenai bullish dan bearish? Yuk simak ulasan ini.
Analis pasar modal Hans Kwee mengatakan, bullish merupakan istilah untuk pergerakan indeks saham yang mengalami kenaikan atau penguatan. Hal ini tentu merupakan sesuatu yang positif.
"Kalau bullish itu adalah satu istilah yang menerangkan tentang pergerakan harga saham atau indeks yang bergeraknya naik ke atas," kata Hans kepada Liputan6.com, Sabtu (22/5/2021).
Baca Juga
Advertisement
Sedangkan bearish ialah pergerakan indeks saham ke bawah atau cenderung mengalami pelemahan. Lalu kenapa kedua karakter hewan tersebut yang digunakan?
"Bull itu sebenarnya datang dari orang yang memperhatikan karakter si bull tadi, kalau menyerang musuh dia menundukkan kepalanya dulu ketika dia menyeruduk itu dia mengangkat ke atas. Sehingga bullish itu biasanya datang dari market yang sudah turun kemudian dia mulai naik, jadi biasanya disebut bull market," ujar Hans.
Sedangkan bear memiliki karakter berbeda, ketika mau menyerang musuhnya, tangan beruang akan cenderung mengangkat ke atas kemudian mencakar ke bawah.
"Sehingga ini mirip dengan pola di pasar saham karena biasanya memang ada kenaikan dulu setelah naik pasar bergerak ke bawah. sehingga disebut juga bear market," tutur Hans.
Tak heran bila lambang hewan banteng sering kali dijumpai pada pasar saham. Hal ini tak terlepas dari istilah yang digunakan. "Memang kalau naik cenderung lebih dapat untung ya, bull ini juga banyak dipakai sebagai logo," katanya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Mengenal Bullish dan Bearish
Untuk menelusuri sejarah pemakaian istilah bullish dan bearish ini juga cukup menarik. Mengutip laman sikapiuangmu.ojk.go.id, istilah bearish ini hadir sejak dari 3 abad lalu.
Berdasarkan etimologi, awal ditemukan pemakaian istilah bearish beradal di Inggris pada abad ke-18. Istilah itu digunakan untuk mendeskripsikan seorang spekulan yang melakukan kontrak jual-beli sebuah aset yang belum sepenuhnya dimiliki.
Spekulan itu berharap harga pasat aset tersebut jatuh agar mendapat keuntungan yang besar saat perjanjian jual-beli jatuh tempo.
Pemakaian kata bearish dan bullish umumnya digunakan untuk menggambarkan kondisi di pasar modal. Hal ini saat seseorang mengatakan, kondisi pasar modal sedang bearish, sehingga dapat diartikan para investor mayoritas secara psikis sedang berhati-hati atau pesimistis dengan kondisi ekonomi belum meyakinkan.
Berdasarkan teori Dow yang diciptakan oleh Charles H.Dow, yaitu saat indeks pasar telah turun 20 persen.
Sementara itu, kondisi bullish market, para investor sedang optimistis atau indeks pasar meningkat 20 persen.
Oleh karena itu, di pasar saham ditemui kadang tren peningkatan dan penurunan. Apalagi terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi pergerakan saham di pasar modal.
Hal itu mulai dari kondisi stabilitas ekonomi makro dalam negeri, sentimen global yang mempengaruhi pasar saham Indonesia, kinerja perusahaan tercatat, kinerja industri. Selain itu, ada juga faktor lain seperti stabilitas politik baik dalam dan luar negeri, dan lainnya.
Advertisement