Liputan6.com, Jakarta - Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Sujanarko mengaku, hingga kini akun Telegramnya masih belum pulih. Sebab, pasword dalam akun Telegram yang menggunakan namanya dikuasai peretas.
"Perlu waktu, karena password-nya punya peretas, untuk mereset perlu waktu satu minggu," ujar Sujanarko, Sabtu (22/5/2021).
Advertisement
Sujanarko awalnya tak memiliki akun Telegram. Namun, pada Kamis 20 Mei 2021 kemarin, sekitar pukul 20.30 WIB, nomor kontaknya tiba-tiba terdaftar dalam Telegram. Akun tersebut dikuasai peretas dengan nama Pak Sujanarko.
Sujanarko merupakan satu dari 75 pegawai KPK yang dibebastugaskan Firli Bahuri cs melalui Surat Keputusan (SK) Pimpinan KPK Nomor 652 Tahun 2021. Dia salah satu pegawai yang tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Bersama penyidik senior KPK Novel Baswedan, dia menjadi pegawai yang kerap tampil di hadapan publik menentang pembebastugasan 75 pegawai KPK.
Menurut Sujanarko, selain nomor kontaknya digunakan peretas untuk mengaktifkan akun Telegram, akun WhatsApp-nya juga sempat diretas. Namun tidak butuh waktu lama, akun WhatsApp Sujanarko berhasil diambil alih kembali.
Menurut dia, sejauh ini tidak ada hal aneh yang dilakukan oleh peretas dengan akun WhatsApp dan Telegramnya.
"Belum ada," kata dia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Peretas Diduga Pihak Luar KPK
Sujanarko menyebut, dari 75 pegawai yang dibebastugaskan, selain dirinya dan Novel Baswedan, tak ada yang mengeluhkan akun media sosialnya diretas.
"Kayaknya belum ada," kata dia.
Sujanarko mengaku tidak tahu siapa yang meretas akun medsos miliknya. Tetapi dia menduga, ada pola yang sama bahwa peretasan menyasar pihak-pihak yang tengah memperjuangkan haknya dalam polemik TWK KPK.
"Kalau lihat pattern-nya yang diretas para pegiat advokasi TWK, sangat menarik. Saya yakin bukan pihak internal KPK yang melakukan, tetapi pihak luar KPK yang berkepentingan terkait TWK ini," kata Sujanarko.
Advertisement