Liputan6.com, Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengatakan gempa di selatan Jawa dapat memicu gelombang tsunami. Hal ini mengingat aktivitas kegempaan semakin meningkat terlebih di pesisir selatan Jawa Timur.
Bahkan menurut Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, potensi gelombang tsunami yang akan muncul bisa tembus di atas magnitudo 6. Satu hal yang jadi sorotannya, jalur evakuasi di pesisir selatan Jawa belum memadai. Berita ini menjadi terpopuler pertama di top 3 news, Sabtu, 22 Mei 2021.
Advertisement
Adanya peningkatan aktivitas gempa di pesisir selatan Jawa disebut Dwikorita terjadi dalam kurun waktu lima bulan terakhir.
Sebagai langkah antisipasi, selain membuat jalur evakuasi, Dwikorita mengimbau pemerintah daerah setempat memastikan kondisi konstruksi bangunan seperti sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan perkantoran.
Gempa yang terjadi Blitar, Jawa Timur juga tak kalah menuai sorotan. Gempa bermagnitudo 5,9 mengguncang wilayah tersebut pada pukul 19.09 WIB, Jumat, 21 Mei 2021.
Dwikorita mengungkap, kuatnya guncangan bahkan dirasakan hingga sebagian Pulau Bali. Gempa terjadi akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam Lempeng Eurasia.
Meski terjadi di dasar laur, gempa dilaporkan tak berpotensi tsunami.
Berikut deretan berita terpopuler di kanal News Liputan6.com sepanjang Sabtu, 22 Mei 2021:
Saksikan video pilihan di bawah ini:
1. Pesisir Selatan Jawa Berpotensi Tsunami, BMKG Sebut Jalur Evakuasi Belum Memadai
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap telah terjadi peningkatan aktivitas kegempaan di pesisir selatan Jawa, khususnya pesisir selatan Jawa Timur.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengingatkan bahwa gempa di selatan Jawa dapat berpotensi memicu gelombang tsunami.
"Mengingat juga potensi tsunami dapat terjadi dan kami baru saja menyelesaikan survei di sepanjang pesisir Jawa, ternyata jalur-jalur evakuasi tsunami masih hampir sebagian besar kabupaten di pesisir Jawa jalur evakuasi tsunaminya masih belum memadai," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring, Jumat malam, 21 Mei 2021.
Jika terjadi guncangan gempa, hal itu bakal membuat peringatan dini tsunami oleh BMKG kurang berjalan efektif.
Dwikorita mengaku dirinya kerap menjumpai jalur evakuasi tsunami yang terlampau jauh. Hal ini akan membuat masyarakat tak memungkinkan untuk bisa menyelamatkan diri.
Advertisement
2. Aktivitas Gempa di Selatan Jawa Timur Meningkat, BMKG Minta Masyarakat Waspada
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat peningkatan aktivitas gempa di selatan Jawa Timur. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan, dalam kurun waktu kurang dari lima bulan ini, terjadi peningkatan kegempaan yang signifikan di wilayah itu.
"Dalam tahun ini yang baru memasuki bulan ke-5, dibandingkan dengan tahun lalu (dalam periode yang sama) memang terjadi peningkatan yang signifikan jumlah kejadian gempa bumi. Hal ini harus kita open ke publik. Jadi ini bukan data rahasia, ini data yang harus diketahui publik," ujar Dwikorita dalam konferensi pers daring pada Jumat 21 Mei 2021 malam.
Atas informasi tersebut, dia memohon kepada pemerintah daerah di sekitar pesisir selatan Jawa Timur untuk mewaspadai gejala peningkatan kegempaan tersebut.
Dwikorita juga mengingatkan pemerintah daerah di sepanjang selatan Jawa untuk memastikan kekukuhan konstruksi bangunan masyarakat di wilayahnya. Utamanya bangunan-bangunan yang bersifat vital, seperti sekolah, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan perkantoran.
3. BMKG Beberkan Pemicu Gempa Blitar
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan pemicu gempa Blitar yang terjadi pada Jumat (21/5/2021) pukul 19.09 WIB. Menurut BMKG, gempa terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam Lempeng Eurasia," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Bambang Setiyo Prayitno dalam keterangan tertulis, Jumat.
BMKG semula melaporkan, gempa yang pusatnya berada di laut sekitar 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar pada kedalaman 110 kilometer itu berkekuatan magnitudo 6,2. Kekuatan gempa tersebut kemudian dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,9.
Gempa bumi yang menurut hasil analisis BMKG memiliki mekanisme sesar naik kombinasi geser itu getarannya dirasakan di Blitar dengan intensitas V MMI.
Advertisement