6 Fakta Menarik tentang Blitar yang Dijuluki Kota Koi

Secara faktual, Kota Blitar bukanlah kota kecil, namun juga belum jadi kota besar.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Mei 2021, 09:09 WIB
Ilustrasi Ikan Koi (sumber: Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Blitar, terletak di sebelah barat daya Surabaya dan Malang, merupakan sebuah wilayah di Jawa Timur. Meski status pemerintahannya adalah Pemerintah Kota, luas wilayah Blitar tidak begitu besar seperti kota-kota pada umumnya.

Secara faktual, Kota Blitar bukanlah kota kecil, namun juga belum jadi kota besar. Luas kota ini menjadikan Blitar sebagai wilayah terkecil kedua di Jawa Timur setelah Mojokerto.

Kota Patria, begitulah sebutan untuk Blitar. Ini disusun dari kata Pembela Tanah Air (PETA) yang diambil dari legenda Soedanco Soeprijadi yang saat itu memimpin pemberontakan PETA di Blitar pada zaman kedudukan Belanda.

Selain itu, kata tersebut juga memiliki makna cinta Tanah Air. Juga berarti tertib, rapi, indah, dan aman. Jadi, ketika menyebut kata Patria, banyak orang yang akan mengingat kobaran semangat para pejuang.

Di samping itu, masih banyak lagi fakta menarik tentang Blitar yang belum lama ini diguncang gempa bermagnitudo 6,2. Berikut enam di antaranya seperti dilansir dari berbagai sumber, Sabtu, 22 Mei 2021.

1. Penghasil Cokelat Terbesar di Jawa Timur

Blitar terkenal sebagai kota penghasil cokelat terbesar di Jawa Timur. Selain sebagai komoditas, masyarakat setempat juga membudidayakan pohon cokelat sebagai tempat wisata, salah satunya Kampung Coklat.

Kampung Coklat menyajikan jajaran perkebunan cokelat yang rimbun dan berbuah banyak. Bahkan, terdapat pula kedai pengolah cokelat di kampung ini. Di samping memanen langsung cokelat, pengunjung juga dapat mencoba membuat berbagai olahan dari cokelat.

2. Dijuluki Kota Koi

Ikan koi di Blitar terkenal dengan berbagai corak warna cerah. Konon, ikan ini dipercaya sebagai simbol cinta dan persahabatan.

Ikan koi telah jadi primadona Blitar sejak era 80-an. Dulu, bibit-bibit ikan koi dibawa istri Soekarno dari Jepang. Karena Blitar memiliki alam yang cocok untuk budi daya ikan tersebut, selanjutnya ikan koi jadi terkenal di berbagai penjuru Blitar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


3. Punya Gunung Api Paling Aktif di Indonesia

Wisata Gunung Kelud. Foto: Kementerian Pariwisata

Gunung Kelud, yang berada di perbatasan Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar, dan Kabupaten Malang, merupakan gunung api paling aktif di Indonesia, lantaran telah berkali-kali meletus sejak abad ke-15. Pada 1990, gunung ini pernah mengalami erupsi cukup lama, yaitu sekitar 45 hari.

Letusan saat itu sangat dahsyat, di mana kawah Kelud memuntahkan lahar dingin sejauh 24 kilometer melewati sungai berhulu. Lalu, pada 2014, Gunung Kelud kembali meletus dan menggemparkan beberapa masyarakat. Letusannya saat itu menyebabkan hujan abu vulkanik di beberapa wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

4. Makam Bung Karno

Blitar jadi kota yang sangat bersejarah karena terdapat tempat peristirahatan terakhir Presiden Soekarno. Akhirnya Blitar lekat dengan destinasi untuk mengenang jasa presiden pertama Indonesia itu.

Makam Bung Karno ditandai sebuah batu hitam besar, monumen kolom, serta mural yang menggambarkan pencapaian Bapak Proklamator semasa hidup. Ribuan peziarah biasanya datang ke makam ini setiap tahun untuk memberi penghormatan.


5. Batik Khas Blitar

Motif batik tutur dari Blitar. (dok. Instagram @roemah_batikindo/https://www.instagram.com/p/B1sbL5LgapN/Dinda Rizky)

Motif Batik khas Blitar dinamakan sebagai batik tutur. Dalam bahasa Jawa, tutur atau pitutur berarti nasihat-nasihat kehidupan yang tersirat pada setiap motif dalam kain batik.

Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam membuat batik khas Blitar. Batik tutur menggambarkan binatang dan tumbuhan sebagai unsur utama. Beberapa unsur di sana nantinya dipadukan sehingga saling berkaitan dan membentuk sebuah alur cerita atau nasihat.

6. Prosesi Siraman Gong Kyai Pradah

Prosesi Siraman Gong Kyai Pradah atau Siraman Mbah Pradah adalah upacara tradisional yang masih dilestarikan masyarakat Blitar. Biasanya, prosesi ini diadakan setiap 12 Rabiul Awal di Alun-Alun Lodoyo, Blitar, dipimpin Bupati Blitar dan tokoh terkemuka lain.

Prosesi ini merupakan rangkaian upacara memandikan Bende atau Gong Kyai Pradah yang telah dikeramatkan sejak lama oleh masyarakat Lodoyo. Sebelum siraman dilaksanakan, Camat Sutojayan, juru kunci Gong Kyai Pradah, beserta rombongan mengarak Gong Kyai Pradah dari sanggar penyimpanan menuju halaman pendopo alun-alun. (Dinda Rizky Amalia Siregar)


9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari COVID-19

Infografis 9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya