Studi: Biaya Kepemilikan Mobil Listrik 2 Kali Lipat Lebih Mahal

Kendaraan listrik kerap kali dipromosikan dengan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan mobil konvensional (bensin dan diesel)

oleh Arief Aszhari diperbarui 24 Mei 2021, 06:06 WIB
Teknologi fast charging pada mobil listrik BMW i8 Roadster dipamerkan dalam GIIAS 2019 di ICE BSD, Tangerang, Jumat (19/7/2019). Konsumsi bahan bakar gabungan dalam siklus pengujian kendaraan plug in hybrid adalah 47,6 km/liter, ditambah 14.5 kWh energi listrik per 100 km. (Liputan6.com/FeryPradolo)

Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan listrik kerap kali dipromosikan dengan biaya operasional yang lebih rendah dibandingkan mobil konvensional (bensin dan diesel). Namun ternyata, sebuah studi menyatakan, jika sebenarnya biaya kepemilikin roda empat ramah lingkungan ini dua kali lipat lebih mahal dalam tiga bulan pertama.

Dalam temuan terbaru dari We Predict, yang dilansir Carscoops, dari jutaan dokumen perbaikan dan pemeliharaan kendaraan yang terkumpul, bahwa selama 90 hari pertama kepemilikan mobil listrik rata-rata sebesar US$123 dan mobil konvensional rata-rata US$53.

Mungkin tidak mengejutkan, bahwa teknologi baru tidak murah. We Predict menemukan bahwa suku cadang untuk kendaraan listrik rata-rata US$65 dan mobil bensin dan diesel US$28.

Tenaga kerja juga lebih mahal untuk mobil listrik, dengan rata-rata US$58 dibandingkan dengan US$25 untuk kendaraan konvensional.

Biaya ini termasuk garansi perbaikan dan layanan, sehingga pemiliknya mungkin tidak merasakan beban di keuangan. Perlu juga dicatt, bahwa karena biaya perbaikan dan tenaga kerja sekitar dua kali lipat dari yang dilakukan untuk mobil bertenaga bensin dan diesel.

Demikian pula, kendaraan premium cenderung memiliki biaya 90 hari yang lebih tinggi dibanding mobil biasa. Seperti dicatat oleh James Davies, pendiri dan CEO We Predict, harga perbaikan yang tinggi sejak awal menunjukkan harga perbaikan yang tinggi di kemudian hari.


Masalah dalam tiga bulan

Mobil BMW i8 Roadster, i8 Coupe dan BMW i3s mengawal konvoi mobil listrik jelang jadwal pelaksanaan balap mobil listrik atau Formula E 2020 di kawasan Sudirman, Jakarta, Jumat (20/9/2019). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menaiki mobil listrik berjenis BMW i8 roadster. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

"Kendaraan yang memiliki biaya servis dan garansi rendah selama tiga bulan cenderung memiliki biaya rendah pada tiga tahun,” kata Davies.

"Analisis prediktif kami menunjukkan bahwa masalah yang terjadi dalam tiga bulan pertama layanan sering kali menunjukkan bagaimana performa kendaraan selama siklus hidupnya. Kualitas kendaraan tidak menjadi lebih baik seiring bertambahnya usia pemakaian," tegasnya.

Dari segi industri yang lebih luas, merek non premium dengan biaya per kendaraan terendah dalam penelitian ini adalah Honda . Mobil-mobilnya memiliki rata-rata perbaikan senilai US$21 dalam 90 hari pertama kepemilikan. Terburuk adalah GMC, yang perbaikannya mencapai rata-rata US$132.


Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Banner Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya