Liputan6.com, Jakarta- Direktur World Health Organization (WHO) Eropa mengimbau mengatakan agar semua pihak tidak menurunkan kewaspadaan dalam menjalankan langkah pencegahan COVID-19, meskipun saat ini vaksin sudah tersedia.
"Vaksin mungkin merupakan cahaya di ujung terowongan, tapi kita tidak bisa dibutakan oleh cahaya itu," kata Hans Kluge, Direktur WHO Eropa seperti dikutip dari The Guardian pada Minggu (23/5/2021).
Advertisement
Kluge dalam konferensi pers Kamis pekan ini mengatakan bahwa pandemi COVID-19 belumlah selesai. Ia mengingatkan bahwa peningkatan mobilitas dan interaksi dapat berujung pada transmisi yang lebih luas.
Maka dari itu, ia menyarankan agar perjalanan internasional sebaiknya masih dihindari meskipun vaksin COVID-19 yang ada saat ini masih baik dalam melawan berbagai varian virus corona.
"Dalam menghadapi ancaman berkelanjutan dan ketidakpastian baru, kita perlu terus berhati-hati dan mempertimbangkan kembali atau menghindari perjalanan internasional," kata Kluge seperti dikutip dari CNA.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut INi
Jangan Lakukan Kesalahan yang Sama
Kluge juga mengungkapkan bahwa varian COVID-19 yang pertama kali terdeteksi di India saat ini telah dilaporkan di sekitar 26 dari 53 negara di kawasan WHO Eropa.
Mengutip Webmd, Kluge dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa program vaksinasi menurunkan angka COVID-19 di wilayah WHO Eropa hingga 60 persen dalam sebulan. Namun ia mengingatkan agar semua pihak untuk tidak lengah.
"Progres ini rapuh. Kita pernah sampai ke sini sebelumnya," kata Kluge. "Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang sama seperti yang dilakukan tahun lalu, yang mengakibatkan COVID-19 bangkit kembali."
Ia menambahkan bahwa vaksin yang sudah "tersedia dan disetujui" saat ini masih efektif dalam melawan berbagai strain baru. Namun menurut Kluge, pemberian vaksin tidak bisa mengganti langkah-langkah pencegahan seperti menjaga jarak dan memakai masker.
"Baik pengujian maupun menerima vaksin bukanlah pengganti kepatuhan terhadap tindakan seperti menjaga jarak fisik dan memakai masker di ruang publik atau tempat perawatan kesehatan," katanya.
Advertisement