Liputan6.com, Jakarta - Putri Charlene dari Monako seharusnya menjadi tamu kehormatan di Grand Prix F1 Monako akhir pekan ini. Namun, ia absen setelah dipaksa untuk memperpanjang masa tinggalnya di Afrika Selatan.
Dilansir dari laman Hello Magazine, Minggu, 23 Mei 2021, Putri Charlene terjangkit infeksi yang membuat ia tidak dapat meninggalkan Afrika Selatan selama beberapa hari ke depan. Menurut Istana Monako, ia tengah berjuang melawan infeksi pada lingkup THT (telinga, hidung dan tenggorokan).
"Selama perjalanan ke benua Afrika sebagai bagian dari misi konservasi satwa liar, SAS Princess Charlene mengidap infeksi THT yang tidak memungkinkannya untuk bepergian," kata istana dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga
Advertisement
Karena infeksi tersebut, Putri Charlene tidak dapat menghadiri Grand Prix Formula 1 Monako. Istana melanjutkan, sang putri mengirimkan ucapan selamat kepada Automobile Club of Monaco, penyelenggara acara, serta kepada pengemudi dan tim yang terlibat dalam kompetisi mobil hebat ini.
Putri Charlene berada di Afrika Selatan sebagai bentuk untuk meningkatkan kesadaran perang melawan perburuan badak. Pada Kamis, 20 Mei 2021, Putri Charlene membagikan potret di akun Instagram pribadinya.
Potret itu menunjukkan ia bersama badak yang culanya telah dicabut dengan cara yang tidak menyakitkan untuk menghalangi upaya perburuan.
Proses tersebut membantu mereka bertahan hidup bahkan jika mereka menemukan pemburu liar yang akan membunuh badak khusus untuk cula mereka. Kala itu, Putri Charlene mengenakan camouflage sweatshirt dan sweatpants hitam.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Semangat Putri Charlene
Putri Charlene tampak memeluk salah satu badak yang mata dan telinganya dibalut untuk mengikuti prosedur. Sebelumnya pada Rabu, 19 Mei 2021, ia juga membagikan potret dengan badak tersebut.
Ia turut menyampaikan pesan dalam keterangan potret itu. "Thank you for not forgetting about us (Terima kasih karena tidak melupakan kami)" demikian bunyi keterangan itu.
Putri Charlene terakhir kali di Afrika Selatan dua bulan lalu untuk menghadiri pemakaman Goodwill Zwelithini, Raja bangsa Zulu, yang meninggal pada usia 72 tahun karena komplikasi diabetes.
Advertisement