Liputan6.com, Kutai Kartanegara - Wisata diving untuk menyelami keindahan bawah laut perairan Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur mulai menggeliat. Para pegiatnya terus membenahi ragam wisata ini sembari melakukan konservasi potensi terumbu karang serta perikanan dan sumber daya kelautan di sana.
Selain menyuguhkan keindahan bawah laut secara umum seperti di spot-spot diving di daerah lain, lokasi penyelaman di perairan Kutai Kartanegara memiliki ciri khas yang menonjol yakni topografinya. Terumbu karang dengan beragam biota laut tersebar di bukit-bukit di bawah laut.
Baca Juga
Advertisement
Kedalaman sisi atas bukit terumbu karang dari permukaan laut di kisaran 5-8 meter. Eksplorasi lebih lanjut bisa dengan menyusuri dinding mengelilingi bukit dengan kedalaman 15-30 meter.
"Bagi penyelam pemula bisa menikmati sisi atas saja dulu, kalau sudah berpengalaman bisa menjelajah lebih dalam," kata Mukhlis Efendi, dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Mulawarman, Minggu (23//2021).
Mukhlis biasa mendampingi penyelam-penyelam dari sekitar dan luar Kalimantan Timur bersama Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat. Selain untuk keperluan wisata, dia juga menyelam untuk penelitian.
Sejauh ini para pegiat telah mengidentifikasi sedikitnya 25 spot diving di perairan Kutai Kartanegara. Beberapa yang sudah sering menjadi lokasi penyelaman antara lain spot Batu Hiu, Batu Lampe, Batu Rengge, Coral Garden, juga KKM.
Penamaan spot sesuai dengan momen saat ditemukan pertama kali. Spot KKM misalnya, adalah kepanjangan dari Kakap, Mukhlis, Mansur. Kisahnya, saat Mukhlis dan Ketua Pokmaswas, Mansur, mendatangi spot tersebut, mereka menjumpai rombongan ikan kakap dalam jumlah besar.
Ada juga spot Batu Hiu yang sering disambangi ikan-ikan hiu. Adapun spot Batu Bom dinamakan demikian karena survey pertama mereka diwarnai adanya bom ikan yang diledakkan pelaku dari luar Kutai Kartanegara.
Mukhlis menjelaskan, spot-spot diving di Kutai Kartanegara mulai diidentifikasi dan dikembangkan baru sekitar lima tahun terakhir. Awalnya mereka hanya melakukan kegiatan konservasi perikanan di perairan sekitar. Saat itu mereka mendengar informasi dari nelayan tentang terumbu karang.
"Nelayan-nelayan bilang ada batu-batu hidup di beberapa titik," ujarnya.
Setelah ditelusuri lebih lanjut, batu yang dimaksud itu adalah bukit-bukit dengan terumbu karang dan sebagian sudah rusak. Para pegiat di Kutai Kartanegara akhirnya melakukan konservasi hingga kini.
Menyelam dari Muara Badak
Kegiatan konservasi dan pengawasan yang dilakukan konsisten selama beberapa tahun itu kini mulai menampakkan hasilnya. Terumbu karang relatif terjaga dari ulah tangan-tangan nakal yang merusak. Ikan-ikan juga lebih banyak berdatangan.
Pengembangan menjadi destinasi wisata selam memang juga bertujuan konservasi aset bawah laut tersebut. "Jika semua pemangku kepentingan sudah sadar manfaat terumbu karang untuk kehidupan umum, tentu lebih banyak yang akan menjaga," kata Mansur, koordinator Pokmaswas dan Pokdarwis.Saat ini Mansur bersama kelompoknya sudah menyiapkan layanan pendampingan wisata bawah laut seiring pengadaan alat-alat selam dan fasilitas pendukungnya secara bertahap. Kegiatan selam yang mereka lakukan berpusat di kantornya di dekat Dermaga Muara Badak.
"Bersama pengelola wisata sekitar, ke depannya kami akan mengembangkan dive center sehingga kegiatan wisata bawah laut di sini bisa lebih profesional lagi," katanya.
Chrysanthi, karyawati swasta dari Jakarta, sebelumnya belum pernah mendengar ada spot diving di Kutai Kartanegara. Di Kalimantan, kata dia, selama ini yang terkenal adalah spot di Derawan yang masuk wilayah Kalimantan Timur di sisi utara.
"Dari menyelam di satu spot, sepertinya menarik. Ikan-ikannya banyak," kata Chrysanti yang sudah menyelam di berbagai spot diving di berbagai daerah itu.
Testimoni senada disampaikan penyelam lain, Jana Winatapradja, yang juga tertarik mencicipi wisata bawah laut dari Muara Badak. "Spot di Kutai Kartanegara ini bisa jadi alternatif lokasi penyelaman yang menarik," kata karyawati di Jakarta ini.
Advertisement