Soal Vaksin Sinovac Ilegal di Sumut, Satgas COVID-19 Imbau Masyarakat Selektif Pilih Penyelenggara Vaksinasi

Terkait jual beli vaksin Sinovac ilegal di Sumut, Satgas COVID-19 mengimbau masyarakat selektif memilih penyelenggara vaksinasi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 25 Mei 2021, 09:43 WIB
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito angkat bicara soal (Tim Komunikasi Satgas COVID-19/Damar)

Liputan6.com, Jakarta Terkait praktik jual beli vaksin Sinovac ilegal di Sumatera Utara, Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengimbau masyarakat dapat selektif memilih penyelenggara vaksinasi COVID-19. Terlebih lagi vaksin COVID-19 dalam penyelenggaraan vaksinasi nasional diberikan secara gratis.

"Kejadian ini dapat menjadi alarm bagi masyarakat untuk bisa selektif memilih penyelenggara vaksinasi COVID-19 yang kredibel," ujar Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito saat dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Senin, 24 Mei 2021.

Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumut mengungkap kronologi kasus jual beli vaksin Sinovac di Sumatera Utara. Polda Sumut menetapkan 4 orang tersangka kasus penjualan vaksin COVID-19 secara ilegal.

Vaksin COVID-19--dalam hal ini Sinovac--merupakan jatah narapidana (napi), namun dijual secara ilegal oleh oknum dokter. Dalam kasus ini, 3 oknum dokter, dan 1 orang pengusaha ditangkap. Terkuaknya kasus jual beli ini pun diharapkan pemerintah daerah lain ikut mengawasi pelaksaanaan vaksinasi COVID-19.

"Kita harus mengapresiasi pihak yang turut serta mendalami dan akhirnya menemukan sindikat oknum pelaksana vaksinasi ilegal," imbuh Wiku.

Kejadian ini dapat menjadi pemantik bagi daerah lainnya untuk turut serta mengawasi pelaksanaan vaksinasi yang terdaftar resmi demi keamanan masyarakat. Khususnya dinas kesehatan di seluruh daerah di Indonesia sebagai perpanjangan tangan pelaksana vaksinasi terpusat."

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Vaksin Sinovac Diperjualbelikan Rp250.000

Vaksinator menyuntikkan vaksin COVID-19 Sinovac ke seorang guru saat vaksinasi massal di Gedung Pemerintah Kota Tangerang, Banten, Kamis (25/2/2021). Sebanyak 6.000 petugas pelayanan publik dan guru di Kota Tangerang menjalani vaksinasi COVID-19. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada kasus jual beli vaksin Sinovac di Sumatera Utara, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumut Irjen Panca Putra Simanjuntak mengatakan, vaksin COVID-19 dijual seharga Rp250.000 kepada masyarakat.

"Vaksinasi berjalan 15 kali di lokasi berbeda-beda, dan masyarakat yang sudah disuntik vaksin sebanyak 1.085 orang. Setiap orang membayar Rp 250.000, dan total biaya terkumpul Rp 271 juta," kata Panca dalam konferensi pers di Mapolda Sumut, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Jumat, 21 Mei 2021.

Adapun para tersangka dari jual beli vaksin Sinovac ilegal masing-masing berinisial IW, dokter di Rutan Tanjung Gusta Medan. Kemudian KS dan SH, dokter di Dinas Kesehatan Sumut. Lalu SW agen properti di Kecamatan Medan Polonia.

"Para dokter ini (IW, KS, dan SH) menerima suap dari SW," lanjut Panca.

Panca menceritakan kronologi kejadian. Pada Selasa, 18 Mei 2021, pukul 15.00 WIB, SW selaku penyelenggara melaksanakan kegiatan vaksinasi COVID-19 yang tidak sesuai peruntukannya kepada beberapa kelompok warga masyarakat di Kompleks Perumahan Jati Residence, Jalan Perintis Kemerdekaan.

Vaksinasi COVID-19 tersebut dilakukan oleh dua tenaga kesehatan sebagai petugas vaksinator, yaitu CHS dan ENS. Keduanya merupakan tenaga kesehatan dari Lapas Tanjung Gusta Medan, serta diikuti oleh 50 orang.

Vaksin COVID-19 yang diperjualbelikan merupakan dari Lapas Tanjung Gusta, yang seharusnya diperuntukkan bagi Tenaga Lapas dan Warga Binaan, namun disalahgunakan dengan diperjualbelikan kepada pihak yang tidak berhak.


Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin Covid-19 Syarat Umrah

Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin Covid-19 Syarat Umrah. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya