Liputan6.com, Jakarta - Jumlah kematian akibat COVID-19 di India telah melampaui angka 300.000 di mana negara itu masih berjuang menghadapi pandemi.
Para ahli memperingatkan bahwa jumlah kematian sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena banyak kematian tidak tercatat secara resmi.
Mengutip BBC, Senin (24/5/2021), India telah mencatat 26 juta kasus - nomor dua setelah AS - dan sekarang menjadi pusat pandemi global.
Advertisement
Negara ini juga merupakan yang ketiga di dunia yang mencatat lebih dari 300.000 kematian - di belakang AS dan Brasil. Bahkan mirisnya, India hanya butuh waktu kurang dari sebulan untuk mencatat 100.000 kematian terakhirnya.
Gelombang kedua yang mematikan dalam beberapa pekan terakhir telah membanjiri sistem perawatan kesehatan negara itu, dengan rumah sakit masih berjuang untuk mengatasi pasien dan dengan obat-obatan dan persediaan oksigen yang tipis.
Kasus Infeksi Jamur Meningkat
Selama beberapa hari terakhir, kekhawatiran atas meningkatnya jumlah infeksi jamur mematikan yang terkait dengan COVID-19 telah menambah tingkat keparahan pandemi secara keseluruhan.
Di beberapa tempat, bahkan krematorium telah kehabisan ruang dan terpaksa diperluas ke situs sementara di taman umum.
Data kematian di India buruk dan kematian di rumah sering kali tidak terdaftar, terutama di daerah pedesaan.
Ada laporan yang mengatakan bahwa jurnalis menghitung jenazah di kamar mayat sendiri, untuk mencoba mendapatkan jumlah yang lebih akurat. Beberapa model berspekulasi bahwa sekitar satu juta orang mungkin telah meninggal.
Upaya vaksinasi negara tersebut juga hampir tidak membuat kemajuan yang cukup untuk meredakan krisis saat ini.
Advertisement