Liputan6.com, Palu - Danrem 132 Tadulako, Brigjen TNI Farid Makruf menyatakan pihaknya bersama kepolisian menjamin memperlakukan Ali Kalora dan para DPO terorisme Poso lainnya dengan manusiawi, jika mereka bersedia menyerahkan diri ke aparat keamanan.
Brigjen TNI Farid Makruf menyampaikan itu di tengah operasi pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang terus dilakukan aparat TNI dan Polisi di sekitar hutan dan pegunungan Kabupaten Poso, Sigi, dan Parigi Moutong.
Baca Juga
Advertisement
Farid bilang di daerah operasi Satgas Madago Raya itu, selain menggunakan pendekatan bersenjata pihaknya juga mengedepankan upaya persuasif dengan mengimbau agar kelompok radikal yang bertanggungjawab atas tewasnya sejumlah petani tersebut untuk menyerahkan diri dan menjalani proses hukum.
"Kami aparat keamanan akan memperlakukan dengan sebaik-baiknya secara humanis daripada mereka harus terus diburu yang akhirnya kami menggunakan tindakan tegas," kata Brigjen TNI Farid Makruf.
Wakil Penanggungjawab Operasi Madago Raya itu menyebut pengejaran terhadap para buronan tersebut sejauh ini masih menemui sejumlah kendala. Di antaranya masih adanya simpatisan kelompok itu yang membantu pelarian para buron serta tidak adanya akses komunikasi di pegunungan wilayah operasi yang membuat laporan dari warga kerap terlambat ditindaklanjuti personel Satgas Madago Raya.
Kekerasan terus terjadi oleh kelompok yang berafiliasi dengan ISIS tersebut meski lebih dari 700 personel TNI dan Brimob mengejar. Yang terbaru terjadi pada 11 Mei, 2021 di Desa Kalimago, Kecamatan Lore Timur, Kabupaten Poso. Empat petani di desa itu tewas setelah bertemu dengan lima orang MIT di perkebunan desa itu.