Liputan6.com, Jakarta - Keterisian rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 mengalami peningkatan dalam beberapa hari terakhir. Secara nasional tingkat keterisian rumah sakit (bed of occupancy rate/BOR) 31 persen.
"Secara nasional tidak ada provinsi yang BOR-nya di atas 60 persen. Rata-rata nasional 31 persen," kata kata Menteri Koordinator Perekonomian yang juga Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto pada 24 Mei 2021.
Advertisement
Dari data menunjukkan ada sembilan provinsi dengan tingkat BOR di atas rata-rata nasional. Mana saja?
Airlangga menyebutkan ada: Sumatra Utara (58 persen), Riau (55 persen), Sumatra Barat (54 persen), Bangka Belitung (47 persen), dan Riau (47 persen. Lalu, Jambi (43 persen) dan Lampung (41 persen).
Tingkat keterisian rumah sakit COVID-19 yang meningkat tentu karena kasus COVID-19 yang meningkat. Airlangga mengakui bahwa dalam beberapa hari ini memang terjadi peningkatan kasus harian.
"Kasus harian COVID-19 di kisaran 5 ribu, sebelumnya pernah 3.800 hingga 4 ribuan. Ada kenaikan tapi jauh dibandingkan libur Lebaran tahun lalu," kata Airlangga usai rapat terbatas bersama menteri-menteri dan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta.
Penyebab Kasus COVID-19 Naik
Di kesempatan yang sama Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengatakan ada dua penyebab kenaikan kasus yakni mobilitas masyarakat yang meningkat saat Lebaran dan mutasi varian baru Corona masuk Indonesia.
"Pada empat hari terakhir terjadi peningkatan kasus baru di atas 5 ribu, ini menunjukkan mobilisasi pasca Lebaran dan Ramadan itu sudah mulai terlihat," kata Dante.
Dari kalkulasi pemerintah, peningkatan kasus akan terjadi hingga pertengahan Juni.Lalu, dari faktor endogen terkait dengan mutasi varian baru Corona asal India, Inggris, dan Afrika Selatan yang ada di Indonesia. Ketiga varian tersebut masuk dalam variant of concern WHO yang disebut-sebut memiliki tingkat penularan yang tinggi.
Dari hasil identifikasi Kementerian Kesehatan, ada 54 kasus varian baru Corona yang menyebar. Dengan rincian 35 varian baru kasus Corona dari imigran atau dari luar Indonesia dan 19 kasus dari Indonesia.
"Kombinasi antara faktor eksternal dan endogen berupa mobilisasi dan mutasi virus menyebabkan kasus meningkat beberapa minggu ke depan," kata Dante.
Pria dengan latar belakang dokter spesialis penyakti dalam konsultan ini mengingatkan masyarakat untuk menekan laju penularan COVID-19 dengan menegakkan protokol kesehatan.
Advertisement