Kasus Aktif Covid-19 di 10 Provinsi Meningkat, Salah Satunya DKI Jakarta

Masyarakat diminta mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 pada 4 hingga 5 minggu pascalibur Lebaran 2021.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 25 Mei 2021, 09:49 WIB
Spanduk sosialisasi terpasang di sekitar Pasar Blok A Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/9/2020). Hingga Selasa (1/9). jumlah kasus aktif COVID-19 di Jakarta mencapai 8.764 orang (yang masih dirawat/isolasi mandiri). Dan jumlah kasus konfirmasi secara total 41.250. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan ada 10 provinsi yang mengalami kenaikan kasus aktif Covid-19. Kenaikan kasus aktif ini terjadi di Aceh, DKI Jakarta, hingga Maluku Utara.

"Dari kasus aktif di tingkat provinsi 10 provinsi meningkat yaitu Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, NTB, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku dan Maluku Utara," ujar Airlangga dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Senin (24/5/2021).

Menurut dia, kasus aktif Covid-19 secara nasional berada di angka 5,32 persen per 23 Mei dan meningkat dibandingkan pekan sebelumnya. Adapun kasus aktif terbanyak berada di Pulau Jawa sebanyak 56,4 persen.

Kemudian, disusul Pulau Sumatera di angka 21,3 persen. Airlangga menyebut 65 persen kasus aktif Covid-19 di Indonesia disumbang oleh Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, Papua, Jawa Tengah, dan Riau.

"Dari kasus aktif di Jawa Barat mencapai 31,4 persen sehingga ini menjadi perhatian," ucapnya.

Untuk itu, dia meminta masyarakat mewaspadai lonjakan kasus Covid-19 dalam 4 hingga 5 minggu ke depan. Terlebih, kasus harian virus corona juga mengalami tren peningkatan di kisaran 5.000 per hari.

"Tadi kita sampaikan, yang perlu diperhatikan adalah dalam siklus 4-5 minggu ke depan. Karena sebagai contoh pada saat libur Natal dan tahun baru kasus tertinggi itu naik 5 Februari," jelasnya.

"Kita mesti memonitor 4-5 minggu ke depan. Walau dalam satu minggu kita lihat beberapa kasus ada kenaikan, namun dalam taraf lebih kecil dibandingkan lebaran tahun kemarin," sambung Airlangga.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Jokowi Prediksi Covid-19 Meningkat Pascalebaran

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan kita tidak boleh menyepelekan yang namanya COVID-19 dalam pernyataannya pada Minggu, 2 Mei 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut jumlah kasus baru Covid-19 berpotensi naik pascalibur Lebaran 2021. Pasalnya, berdasarkan data yang diterimanya, ada 1,5 juta maskayarakat yang masih nekat ke kampung halaman di periode larangan mudik lebaran 6-17 Mei 2021.

"Pasca lebaran hati-hati, betul-betul kita harus waspada karena berpotensi, ada potensi jumlah kasus baru covid, meskipun kita telah mengeluarkan kebijakan larangan mudik," kata Jokowi saat memberikan pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia, sebagaimana ditayangkan di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (18/5/2021).

Dia menyampaikan bahwa pemerintah sejak awal memprediksi ada 33 persen masyarakat yang berkeinginan untuk mudik ke kampung halaman saat Lebaran. Setelah adanya larangan, jumlah masyarakat yang mudik turun menjadi 11 persen.

"Setelah sosialisasi, turun lagi menjadi 7 persen dan saat pelaksanaan karena ada penyekatan-penyekatan turun menjadi 1,1 persen," ucapnya.

Jokowi menekankan 1,1 persen warga yang nekat mudik Lebaran 2021 bukanlah angka yang kecil. Terlebih, tempat wisata juga ramai dikunjungi masyarakat pada masa lebaran yang berpotensi meningkatkan kasus Covid-19.


Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran

Infografis Awas Lonjakan Covid-19 Libur Lebaran (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya