Liputan6.com, Jakarta - DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Tengah menolak gerak-gerik Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang dinilai terlalu berambisi menjadi Calon Presiden (Capres) 2024.
Penolakan terhadap tokoh di internal PDIP bukan kali ini saja terjadi. Pada 2012 lalu, Joko Widodo atau Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok juga pernah ditolak PDIP untuk maju di Pilkada DKI.
Advertisement
Meski demikian, pada akhirnya PDIP tetap memberikan dukungan pada pasangan Jokowi-Ahok.
Penolakan juga sempat terulang saat Jokowi maju Pilpres 2014. Namun pada pada akhirnya, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri merestui Jokowi.
Pengamat politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Sirojudin Abbas menilai peristiwa seperti 2012 bisa terulang pada kasus Ganjar Pranowo.
“Peristiwa seperti itu mungkin bisa terulang kembali jika dukungan elektoral ke Ganjar terus membesar. Itu sebabnya, saya menyebut apa yang dialami Ganjar saat ini semacam 'ujian politik'. Jika ia lolos ujian itu dan berhasil memperkuat basis elektoralnya, boleh jadi preseden politik kepada Jokowi akan terulang kepada Ganjar,” kata Sirajudin saat dihubungi, Senin (24/5/2021).
Meski ada penolakan dari internal PDIP, Ganjar tidak dalam posisi tersudut.
“Tetapi kekuatan elektabilitasnya yang cukup baik, menurut temuan sejumlah survei nasional, justru telah menaikkan suhu politik di internal PDIP. Nama dia semakin diperhitungkan dan mulai memicu reaksi dari jajaran elite PDIP. Ini pertanda baik. Bahwa dinamika politik internal di PDIP saat ini mulai meningkat,” ungkapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Nasib Ganjar Bersama PDIP Masih Panjang
Nasib Ganjar bersama PDIP masih panjang. Hal itu mengingat PDIP telah berpengalaman dalam Pilpres dan memunculkan sosok Capres dan Cawapres.
“Terlalu dini untuk menyimpulkan prospek Ganjar di PDIP telah berakhir. Apalagi hingga dilepas untuk dipinang partai politik lain. PDIP telah berpengalaman menangani kemunculan Jokowi menjelang Pilpres 2014. Dengan pengalaman itu, tentu ibu Mega dan para elite PDIP akan bisa mengambil keputusan politik yang lebih bijak,” pungkasnya.
Advertisement