Liputan6.com, Roma - Otoritas Italia telah meluncurkan penyelidikan atas penyebab kecelakaan kereta gantung pada Minggu 23 Mei yang menewaskan 14 orang. Pada Senin (24/5/2021), sisa-sisa kereta gantung yang kusut pun sudah ditutup dan teknisi bersiap untuk memeriksa reruntuhan.
Jaksa di Milan mengatakan, mereka telah membuka penyelidikan tentang kemungkinan adanya indikasi pembunuhan atau kelalaian tidak disengaja dalam kecelakaan tersebut. Penyelidik juga mengatakan mereka telah menyita dokumentasi teknis dan pemeliharaan perusahaan yang mengoperasikan kereta gantung tersebut.
Advertisement
Sementara itu, pengacara dari pihak perusahaan, Ferrovie del Mottarone mengatakan, pemeliharaan dan pemeriksaan kereta gantung telah dilakukan secara teratur, menurut laporan surat kabar lokal, La Repubblica. Kabel-kabel kereta gantung itu tidak akan diganti sampai 2029 mendatang, tambah surat kabar tersebut.
"Semuanya akan menjalani pemeriksaan teknis dalam beberapa hari mendatang," kata jaksa penuntut umum setempat, Olimpia Bossi, seperti dilansir BBC, Senin (24/5/2021).
"Kami sedang melakukan investigasi dan pemeriksaan teknis," terangnya.
Kereta gantung itu jatuh dalam ketinggian 20 meter ke sisi gunung Mottarone dekat Danau Maggiore di Italia utara. Tiga belas orang tewas di tempat kejadian, termasuk seorang anak berusia dua tahun. Sementara dua anak lainnya, berusia sembilan dan lima tahun, dibawa ke rumah sakit di wilayah Turin.
Namun, salah satu dari kedua anak tersebut kemudian meninggal dunia. Lima warga negara Israel termasuk di antara korban tewas, kata Kementerian Luar Negeri Israel.
Pejabat Italia Prediksi Penyebab Kecelakaan Kereta Gantung
Matteo Gasparini, kepala provinsi layanan penyelamatan Alpine Italia, mengatakan tampaknya ada dua masalah utama dari kecelakaan - putusnya kabel dan gagalnya rem darurat.
Laporan awal menyebut kabel penarik gagal digunakan sekitar pukul 12:30 waktu setmpat karena gondola mendekati ujung destinasi 20 menit menuju ke puncak gunung dari kota resor Stresa.
"(Kabel) yang lainnya masih utuh, tetapi terlalu dini untuk mengatakan apa yang terjadi dari sudut pandang teknis," kata komandan polisi setempat Letkol Giorgio Santacroce, menurut kantor berita Ansa.
"Perlu dipahami mengapa perangkat keselamatan belum diaktifkan, yang harus menjaga kereta tetap aman," kata Santacroce.
Sementara menurut Marcella Severino, Wali Kota Stresa, kereta gantung itu mungkin "mulai mundur (dan) mungkin menabrak tiang".
Beberapa di antara para penumpang kereta gantung yang tewas dalam kecelakaan merupakan lima keluarga, menurut laporan Ansa.
Adapun tiga orang korban yang tinggal di Lombardy, satu di Emilia-Romagna dan satu di Calabria.
Kementerian luar negeri Israel mengatakan lima orang Israel yang meninggal adalah Amit Biran (30), istrinya Tal Peleg-Biran (26), dan putra mereka Tom Biran, berusia dua tahun, yang tinggal di Pavia, Lombardy, dan seorang kakek-nenek yang bernama Peleg-Biran Barbara Cohen Konisky (70), dan Yitzhak Cohen (82), yang berasal dari Tel Aviv.
Putra pasangan lainnya, Eitan Biran yang berusia lima tahun, kini dalam perawatan di rumah sakit di Turin dengan luka kepala dan kaki yang serius.
Rumah sakit anak-anak Regina Margherita juga mengatakan pada Senin (24/5) bahwa Eitan telah menjalani operasi dan sekarang masih dibius.
Bibi dari anak tersebut - saudara perempuan dari Biran, juga dirawat di rumah sakit.
"Dia menghabiskan malam yang tenang, sekarang yang tersisa hanyalah harapan," kata direktur jenderal rumah sakit, Giovanni La Valle.
Advertisement