Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menghentikan rekomendasi penggunaan produk obat tradisional merek Lianhua Qingwen Donasi (LQC Donasi) untuk percepatan penanganan COVID-19.
Kajian terkait keamanan dan manfaat yang dilakukan BPOM terhadap produk Lianhua Qingwen Donasi tersebut salah satunya menunjukkan adanya kandungan komposisi Ephedra. Bahan atau senyawa tersebut masuk dalam daftar yang dilarang dalam obat tradisional.
Advertisement
"Ephedra merupakan bahan yang dilarang digunakan dalam obat tradisional (negative list) berdasarkan peraturan Kepala Badan POM Nomor: HK.00.05.41.1384 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obat Tradisional, Obat Herbal Terstandar, dan Fitofarmaka," demikian keterangan yang dimuat dalam laman pom.go.id.
Alasannya, kandungan ephedra dapat menimbulkan efek berbahaya pada sistem kardiovaskular dan sistem saraf pusat.
Dilarang di AS
Mengutip laman WebMD, Ephedra adalah herbal yang pucuk dan rantingnya umum digunakan untuk pembuatan obat. Demikian pula dengan seluruh akarnya.
Ephedra mengandung senyawa yang disebut ephedrine. Ephedrine menstimulasi jantung, paru, dan sistem saraf.
Ephedra umumnya digunakan untuk penurunan berat badan dan obesitas serta meningkatkan performa dalam bidang atletik. Komposisi ephedra juga digunakan untuk mengatasi alergi dan hay fever atau rinitis alergi, hidung tersumbat, kondisi saluran napas seperti bronchospasm, asma, dan bronkitis. Ephedra pun kerap digunakan untuk mengatasi pilek, flu, flu babi, demam, menggigil, sakit kepala, tidak bisa berkeringat, nyeri sendi dan tulang, serta sebagai "pil air" untuk meningkatkan kemampuan berkemih pada individu yang mengalami retensi cairan.
Penggunaan ephedra dilarang di Amerika Serikat terkait masalah keamanan. Sebelum akhirnya dilarang digunakan pada 2006, pro dan kontra penggunaan kandungan ephedra dalam obat herbal di AS sudah berlangsung sejak pertengahan 1990-an. FDA pertama kali mengajukan pelarangan penggunaan ephedra dan zat turunannya pada Juni 1997.
Kini, penggunaan ephedra dilarang oleh National Collegiate Athletic Association, International Olympic Committee, dan National Football League.
Advertisement
Efek Samping Ephedra
Mengutip laman Harvard.edu, ephedra bisa menyebabkan detak jantung menjadi cepat dan meningkatkan tekanan darah. Efek samping penggunaan ephedra termasuk palpitasi jantung, mual, dan muntah. Ada lebih dari 800 laporan reaksi berbahaya mengenai penggunaan herba tersebut di AS. Termasuk reaksi serangan jantung, stroke, kejang, dan kematian mendadak.
Menurut sebuah studi yang dimuat dalam Annals of Internal Medicine, penjualan produk-produk yang mengandung ephedra hanya berjumlah 1 persen dari keseluruhan suplemen herbal di AS, namun bertanggung jawab atas 62 persen laporan mengenai keracunan herbal.
Sementara itu, WebMD menekankan bahwa penggunaan ephedra cenderung tidak aman bagi orang dewasa maupun anak-anak. Ephedra bisa mengancam nyawa atau menyebabkan kondisi serupa yang disebutkan oleh laman Harvard. Ephedra juga tidak disarankan dikonsumsi berbarengan dengan stimulan lain seperti kafein (kopi, teh, kola nut, guarana, dan mate-minuman tradisional Amerika Selatan) karena bisa menimbulkan efek samping termasuk menyebabkan kematian.
WebMD menuliskan, efek samping tersebut kemungkinan besar terjadi pada penggunaan ephedra dalam dosis tinggi atau jangka waktu lama. Risiko efek samping serius pada penggunaan herba ini lebih besar dibandingkan manfaatnya.
Infografis
Advertisement