Vaksin COVID-19 di Hong Kong Terancam Kedaluwarsa dan Terbuang Sia-Sia

Hong Kong diyakini memiliki tumpukan dosis vaksin COVID-19 yang tidak terpakai, sementara seluruh dunia berebut untuk mendapatkan vaksin.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 25 Mei 2021, 14:30 WIB
Antrean orang-orang di luar pusat vaksinasi untuk BioNTech di Hong Kong pada Rabu (24/3/2021). Hong Kong untuk sementara menangguhkan penggunaan vaksinasi corona Covid-19 Pfizer/BioNTech karena laporan kerusakan pada pengemasan botol vaksin. (AP Photo/Vincent Yu)

Liputan6.com, Hong Kong - Hong Kong kemungkinan besar akan membuang jutaan dosis vaksin COVID-19 karena mendekati tanggal kedaluwarsa dan tidak cukup orang yang mendaftar untuk menerima suntikan.

Hong Kong adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia yang cukup beruntung untuk mendapatkan dosis lebih dari cukup dengan total populasinya yang berjumlah 7,5 juta orang.

Tetapi ketidakpercayaan pada pemerintah dikombinasikan dengan informasi yang salah secara online dan kurangnya urgensi telah menyebabkan keragu-raguan warga akan vaksin.

Pada Selasa (25/5/2021), seorang anggota satuan tugas vaksin pemerintah memperingatkan bahwa penduduk Hong Kong "hanya memiliki waktu tiga bulan" sebelum batch pertama vaksin Pfizer-BioNTech kota itu kedaluwarsa, demikian dikutip dari laman Channel News Asia.

"Semua vaksin memiliki tanggal kadaluwarsa," kata Thomas Tsang, mantan pengawas Pusat Perlindungan Kesehatan, kepada radio RTHK.

"Mereka tidak dapat digunakan setelah tanggal kedaluwarsa dan pusat vaksinasi komunitas untuk BioNTech, menurut rencana saat ini, akan berhenti beroperasi setelah September 2021."

Tsang mengatakan itu "tidak benar" bahwa Hong Kong memiliki tumpukan dosis vaksin yang tidak terpakai sementara seluruh dunia "berebut untuk mendapatkan vaksin".

"Apa yang kami miliki mungkin adalah satu-satunya yang kami miliki untuk sisa tahun ini," katanya.

 


Beli Vaksin Milik Pfizer dan Sinovac

Penumpang mengenakan pakaian pelindung saat tiba di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong (19/3/2020). Para penumpang di Bandara Hong Kong terpantau memakai perlindungan 'ekstra' lantaran takut tertular virus corona. (AFP/Anthony Wallace)

Hong Kong membeli masing-masing 7,5 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech dan vaksin Sinovac China.

Yang terakhir ini belum disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia tetapi dilacak dengan cepat untuk digunakan oleh regulator kesehatan kota.

Mereka juga memesan di muka 7,5 juta dosis suntikan AstraZeneca tetapi membatalkan kesepakatan itu di awal tahun 2021. Pihak berwenang mengatakan, mereka berencana menggunakan uang itu untuk vaksin generasi kedua tahun depan.

Sejauh ini, hanya 19 persen dari populasi yang telah menerima satu dosis dari kedua vaksin tersebut sementara 14 persen telah menerima dua dosis.

Awal bulan ini, Otoritas Rumah Sakit di Hong Kong mengungkapkan bahwa hanya sepertiga dari stafnya yang mengambil kesempatan untuk divaksinasi.

Saat ini ada jutaan Pfizer-BioNTech yang tidak terpakai, yang harus disimpan pada suhu sangat rendah dan memiliki umur simpan enam bulan.

Sebanyak 3.263.000 dosis vaksin Pfizer-BioNTech telah dikirim ke Hong Kong sejauh ini, tetapi hanya 1.231.600 yang telah diberikan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya