Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Hero Supermarket Tbk (HERO) melambung pada sesi kedua perdagangan saham Selasa (25/5/2021). Kenaikan saham HERO ini terjadi di tengah rencana PT Hero Supermarket Tbk akan menutup seluruh gerai Giant akhir Juli 2021 dan fokus mengembangkan tiga merek dagangnya.
Adapun tiga merek yang dikembangkan antara lain IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket. Mengutip data RTI, pukul 14.31 WIB, saham PT Hero Supermarket Tbk (HERO) naik 24,87 persen ke posisi Rp 1.230 per saham.
Advertisement
Saham HERO sempat dibuka stagnan di posisi Rp 985 per saham. Saham HERO bergerak di kisaran Rp 920-Rp 1.230 per saham.
Total frekuensi perdagangan saham 479 kali dengan volume perdagangan 9.949 dengan nilai transaksi Rp 1,1 miliar.
Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,88 persen ke posisi 5.814. Indeks saham LQ45 menguat 0,69 persen ke posisi 864,52. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menghijau. Sebanyak 275 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 209 saham melemah dan 158 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham 982.918 kali dengan volume perdagangan 18,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun.
Analis PT Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas menuturkan, pelaku pasar melihat HERO tutup gerai Giant untuk fokus ke IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket. Ia mengatakan, pasar melihat langkah manajemen HERO akan menghasilkan potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kata Analis
Sukarno menuturkan, manajemen HERO mengarahkan untuk mengembangkan tiga merek dagang tersebut akan positif ke depan.
"Tinggal kita tunggu saja perkembangan selanjutnya. Untuk saat ini baru bersifat spekulatif, jadi pasar ada yang beli saham ini. Posisi bid-nya juga tidak terlalu ramai,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, ada hal yang menunjukkan sinyal belum yakin potensi bisnis ke depan. Oleh karena itu, ia pun merekomendasikan untuk wait and see saham HERO. “Ada banyak gap yang mengindikasikan belum sepenuhnya yakin akan potensi ke depannya, wait and see saja untuk HERO,” kata dia.
Adapun secara fundamental, Sukarno melihat valuasi masih terbilang rendah dibandingkan pesaingnya. “Kemudian rasio price book value di bawah rata-rata juga tergolong belum tinggi meski sudah di atas 1 kali,” ujar dia.
Advertisement