Giant Tutup, Aprindo Sebut Bukti Peritel Modern Tak Dapat Insentif

Alasan Hero Supermarket menutup seluruh gerai Giant lantaran mereka melihat produktivitas Giant sudah sangat rendah.

oleh Tira Santia diperbarui 25 Mei 2021, 15:30 WIB
Petugas merapikan troly di Gerai Giant Extra Waru Sidoarjo, Kamis (25/7/2019). Giant yang merupakan salah satu unit bisnis dari PT Hero Supermarket Tbk (Hero Group) meluncurkan program Harga Teman dengan penawaran 800 produk favorit dan bervariatif dengan harga murah. (Liputan6.com/HO/Eko)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey mengatakan penutupan seluruh gerai Giant milik PT Hero Supermarket Tbk ini menandakan bahwa kondisi ritel modern kini berada di titik terendah.

“Aprindo menyatakan prihatin dan berduka terhadap anggota Aprindo yang harus menutup gerainya karena kondisi terdampak pandemi covid-19. Hal ini menandakan bahwa kondisi ritel modern berada pada titik nadir,” kata Roy kepada Liputan6.com, Selasa (25/5/2021).

Roy berpendapat, penutupan bisa terjadi lantaran peritel modern tetap harus beroperasi di tengah pandemi covid-19 yang belum usai, namun produktivitasnya rendah. Padahal peritel modern sudah sedemikian berupaya menggunakan dana cadangan, tapi tetap saja dana cadangan itu tidak mampu menahan operasional.

“Dengan kata lain cost sudah lebih besar daripada pendapatan, kita juga sudah menggunakan dana-dana cadangan. Sehingga ketidakmampuan kami untuk meneruskan dana cadangan dan biaya yang lebih besar terus berjalan tetapi pendapatan belum signifikan. Penutupan adalah titik terendah dari para anggota Aprindo,” ungkapnya.

Lebih lanjut Roy mengatakan, penutupan gerai Giant ini menandakan sikap peritel modern yang hingga kini belum mendapatkan insentif dari Pemerintah. Sehingga dana cadangan peritel modern habis ditambah produktivitas yang rendah menyebabkan gerai harus tutup.

“Ini suatu bukti, insentif itu belum dikeluarkan oleh Pemerintah belum menyentuh ritel modern,” imbuhnya.

Di samping itu, Roy mengungkapkan alasan Hero Supermarket menutup seluruh gerai Giant lantaran mereka melihat produktivitas Giant sudah sangat rendah. Selain itu, sebagian gerai Giant ada yang dikonversikan menjadi Hero Supermarket.

“Selain Hero Supermarket, mereka juga punya IKEA dan mereka fokus mengembangkan itu hingga beberapa kali lipat,” ujarnya.

Terkait pengurangan pegawainya, Hero tetap menunaikan kewajiban dan memenuhi hak pegawainya. Dengan tetap memberikan uang pesangon sesuai Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku.

“Nah ini sikap elegan dari suatu perusahaan, dimana ketika tutup usahanya tapi komitmennya tetap memberikan pesangon bagi pekerjanya,” kata Roy.

Demikian Roy menyinggung kembali, sampai hari ini sektor perdagangan ritel belum menjadi prioritas Pemerintah. Dalam APBN 2021, tujuh sektor yang diprioritaskan adalah kesehatan, pariwisata, ketahanan pangan, telekomunikasi, dan lainnya. Tapi Pemerintah belum mencantumkan perdagangan ritel sebagai prioritas.

“Kami berharap urgensi Pemerintah untuk segera menggelontorkan insentif bagi ritel yang sudah dikumandangkan tapi belum dikonkretkan, sehingga menjaga keutuhan operasional ritel modern agar tidak terjadi penutupan gerai berikutnya,” pungkasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Seluruh Gerai Giant Tutup Akhir Juli 2021

Konsumen memilih barang kebutuhan di salah satu gerai supermarket Giant di Jakarta, Kamis (4/3/2021). Menurut pengakuan karyawan yang bekerja bahwa store Giant ini akan ditutup pada 4 April mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, perusahaan ritel multiformat PT Hero Supermarket Tbk. (HERO Group) hari ini mengumumkan bahwa, menindaklanjuti strategis atas seluruh lini bisnisnya, perusahaan akan memfokuskan bisnisnya ke merek dagang IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan Giant.

“Seperti bisnis mumpuni lainnya, kami terus beradaptasi terhadap dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah, termasuk menurunnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia; sebuah tren yang juga terlihat di pasar global. Kami tetap meyakini bahwa sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan, serta keperluan sehari-hari untuk kelas atas memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi,” ujar Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk Patrik Lindvall dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (25/5/2021).

“Dalam kurun waktu dua tahun, kami menargetkan akan menggandakan empat kali lipat jumlah gerai IKEA kami dibanding tahun 2020, serta membuka hingga 100 gerai Guardian baru hingga akhir tahun 2022,” tambahnya.

Sebagai bagian dari fokus baru ini, PT Hero Supermarket Tbk. akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA, yang diharapkan dapat menambah aksesibilitas bagi pelanggan.

Gerai Giant lainnya akan dengan berat hati ditutup pada akhir Juli 2021, walaupun negosiasi terkait potensi pengalihan kepemilikan sejumlah gerai Giant kepada pihak ketiga masih berlangsung.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya