Liputan6.com, Pekalongan - Presiden Joko Widodo dalam berbagai kesempatan kesempatan kerap mengatakan, fokus pemerintah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Peningkatan SDM menjadi penting agar masyarakat Indonesia mampu bersaing dalam percaturan global. Memperkecil kesenjangan antarwilayah dalam mengakses bahan bacaan menjadi langkah pertama yang mesti dilakukan.
Advertisement
Hal itu yang juga disampaikan Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando di sela-sela pengukuhan Bunda Literasi Kota Pekalongan periode 2020-2024 Inggit Soraya, pada kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kota Pekalongan, Selasa, (25/5/2021).
"Presiden yang mengharapkan Indonesia jangan hanya pengguna teknologi tapi harus menjadi produsen teknologi. Ini pesan mulia Presiden Joko Widodo," kata Syarif.
Dirinya mengakui kesenjangan mengakses bahan bacaan antarwilayah di Indonesia masih menjadi persoalan. Akibatnya distribusi bahan bacaan dan ilmu pengetahuan tidak merata ke seluruh daerah di Indonesia.
"Kita terus berupaya melakukan sinergi dengan pemerintah daerah untuk mengatasi hal ini," ungkap Syarif Bando.
Di kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, pembangunan sumber daya manusia melalui membaca dan perpustakaan, harus menjadi kebiasaan yang dikembangkan setiap hari, agar masyarakat yang tidak mudah menyebarkan berita bohong alias hoaks.
Ganjar mendukung anggaran untuk menerjemahkan buku terbaru, terutama e-book. Menurutnya, pandemi Covid-19 mengajarkan bahwa kebutuhan masyarakat atas buku digital sangat tinggi.
"Ini harus ada inovasi dan kreativitas untuk menyelesaikan persoalan masyarakat," ungkap Ganjar.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pekalongan Salahudin menjelaskan, saat ini tercatat ada 355 perpustakaan di Kota Pekalongan yang terdiri dari 204 perpustakaan sekolah/madrasah, 142 perpustakaan umum, 6 perpustakaan perguruan tinggi, dan 3 perpustakaan khusus. Pihaknya kini tengah mengejar untuk mengoptimalisasi perpustakaan, khususnya di kecamatan dan kelurahan, dengan meningkatkan kualitas layanan berbasis TIK dan penggunaan perpustakaan sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Sedangkan Bunda Literasi Kota Pekalongan Inggit Soraya mengatakan, kondisi literasi di kotanya masih harus dibenahi meski literasi di Kota Pekalongan menempati posisi 31 dari 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah.
"Saya berharap nanti ada pengukuhan Bunda Literasi di setiap kecamatan dan kelurahan di Kota Pekalongan sehingga lebih memudahkan jangkauan sosialisasi program kerja Bunda Literasi," ujar Inggit.