Vale Indonesia Investasi Proyek Nikel Rp 27,7 Triliun di Morowali

Kegiatan penambangan nikel Vale Indonesia di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Mei 2021, 17:15 WIB
Smelter nikel di Konawe, Sulawesi Tenggara (Foto:Liputan6.com/Septian Deny)

Liputan6.com, Jakarta PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) bersama mitra dari China menanamkan investasi USD 1,94 miliar untuk penambangan dan pengolahan bijih atau smelter nikel di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng).

CEO PT Vale Indonesia Tbk Febriany Eddy mengungkapkan alasan berinvestasi pada proyek smelter nikel di Desa Bahodopi tersebut, karena dinamika bisnis nikel di Indonesia yang kian maju sangat pesat dalam 8 tahun terakhir.

"Hal tersebut membuat PT Vale semakin mantap mengambil posisi dalam peta industri nikel Tanah Air sebagai operator nikel yang mengedepankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan," jelas dia seperti melansir Antara, Selasa (25/5/2021),

Saat ini wilayah konsesi Vale Indonesia di Sulteng mencakup area kontrak karya seluas 22.699 hektare di Blok 2 dan Blok 3 Deda Bahodopi.

"Proyek pengembangan kami di blok tersebut terdiri atas dua bagian utama, yaitu tambang dan pabrik atau yang biasa kita sebut smelter," ujarnya.

Kegiatan penambangan, lanjutnya, akan dioperasikan dengan nilai investasi pembukaan tambang sebesar USD 140 juta.

 


Dirikan Anak Usaha

Ilustrasi smelter nikel.

Sementara untuk kegiatan pengolahan bijih nikel, pihaknya berencana membangun smelter dengan nilai investasi sebesar USD 1,8 miliar.

"Untuk pembangunan smelter, PT Vale Indonesia Tbk telah mendirikan badan usaha baru, yaitu PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) yang saat ini telah memperoleh Izin Usaha Industri (UII). Pabrik ini rencananya akan dibangun dan dioperasikan bersama mitra kami dari Tiongkok," ujarnya pula.

Febriany menyebut proyek Bahodopi telah diajukan sebagai bagian dari proyek strategis nasional untuk tahun 2021. Kegiatan penambangan PT Vale di Blok Bahodopi akan menyerap sekitar 900 tenaga kerja.

"Sementara untuk kegiatan di smelter, kami memperkirakan kebutuhan tenaga kerja mencapai 11.400 orang pada periode konstruksi, dan sekitar 3.700 orang ketika smelter sudah beroperasi," ujarnya pula.

Ia berharap kehadiran PT Vale di Sulteng pada umumnya dan di Morowali pada khususnya dapat berkontribusi terhadap peningkatan perekonomian warga sekitar dan daerah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya