Liputan6.com, Jakarta - Epidemiolog yang juga staf pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan selama menjadi Ketua Satgas COVID-19, Doni Monardo merupakan sosok pemimpin yang aktif. Doni rutin meninjau Satgas tingkat provinsi maupun daerah.
"Ia sering turun ke lapangan ke satgas provinsi atau kabupaten untuk melihat apa yang dilakukan satgas provinsi dan kabupaten," kata Miko dihubungi Selasa (25/5/2021).
Advertisement
Miko juga melihat koordinasi yang dilakukan Doni beserta jajaran di Satgas COVID-19 sering dilakukan. Hal ini terlihat dari rapat yang digelar setiap bulan.
Terkait pensiunnya Doni Monardo dan pucuk kepemimpinan Satgas COVID-19 dijabat oleh Ganip Warsito, Miko berharap agar kinerja Satgas COVID-19 makin baik. Pengajar di bidang epidemiologi penyakit menular ini berpesan agar ada pembenahan dalam surveilans, tes dan tracing.
"Surveilans, test dan tracing dibenahi. Itu saja," pesan Miko.
Dengan surveilans yang dibenahi, diharapkan petugas akan bisa menangkap adanya penambahan kasus dengan baik. Hal ini diketahui lewat test dan tracing pada masyarakat.
Tracing yang tidak berjalan dengan baik memberikan peluang virus SARS-COV-2 menyebar bebas dan menginfeksi masyarakat. Dari contact tracing yang baik akan bisa disimpulkan upaya yang tepat memutus mata rantai penularan COVID-19.
Saran Soal Test dan Tracing COVID-19
Pada pekan pertama Mei 2021, Miko mengingatkan pmerintah untuk meningkatan contact tracing dan pengujian COVID-19. Hal itu untuk menemukan lebih banyak kasus COVID-19.
Pada pekan pertama Mei, kasus COVID-19 memang terlihat ada penurunan. Namun, menurut Miko itu adalah penurunan semu.
"Jumlah kasus menurun seolah-olah karena jumlah pelacakan kontak menurun jauh. Kemudian jumlah tes menurun. Sehingga, harus hati-hati disikapi penuruan yang smeu ini berbahaya," katanya.
"Pemerintah saya anjurkan untuk tidak membiarkan kesan menurun ini, jadi harusnya meningkatkan pelacakan kontak dan pengujian," kata Miko seperti dilansir Antara.
Jika dilakukan lebih banyak pelacakan dan pengujian, bahkan terhadap orang tanpa gejala kemungkanan akan lebih banyak kasus terungkap. Mengingat kini ada orang tanpa gejala (OTG) COVID-19.
"Kalau OTG diperiksa kemudian kasus yang lain pelacakan kontak kasusnya akan lebih banyak lagi," katanya.
Dengan pembenahan di tiga aspek tersebut, bisa dipetakan sebaran virus dan intervensi kesehatan yang tepat dan cepat.
Advertisement