PGN-Badak LNG Pasok Gas Alam Cair ke Kilang Cilacap Selama 20 Tahun

PGN dan Badak LNG berkomitmen menyuplai gas alam cair (Liquefied Natiral Gas/LNG), sebesar 111 MMSCFD

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Mei 2021, 20:30 WIB
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Subholding Gas Pertamina melalui PGN dan Badak LNG berkomitmen menyuplai gas alam cair (Liquefied Natiral Gas/LNG), sebesar 111 MMSCFD selama 20 tahun ke Kilang Cilacap.

Komitmen kerjasama ini diwujukan dalam tiga Head Of Agreement (HOA) yang ditandatangani oleh Direktur Utama PGN M. Haryo Yunianto, bersama dengan Djoko Priyono Direktur PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Erry Widiasto Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS), serta Direktur Utama PT Badak LNG Gema Iriandus Pahalawan pada, Selasa (25/5/2021).

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati serta Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina Mulyono.

Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono mengatakan, kesepakatan dari sinergi ini meliputi tiga lingkup yaitu, antara PGN dan KPI untuk penyediaan infrastruktur LNG.

Berikutnya antara PGN dan PT Badak LNG untuk penyediaan fasilitas penyimpanan dan breakbulking LNG. Lainnya, antara PGN dan PIS untuk utilisasi kapal LNG dengan skema long term time charter atau skema angkutan LNG lainnya.

Kerjasama ini dapat menjadi landasan untuk memperkuat sinergi yang saling menguntungkan antar subholding dan holding Pertamina Grup

“Kami berharap kerjasama ini menjadi contoh bagi Subholding lain bahwa Pertamina Group dapat bersinergi dan menghasilkan manfaat yang luar biasa," kata Mulyono, di Jakarta, Selasa (25/5/2021).

Untuk menunjang pasokan LNG ke kilang Cilacap, akan dibanbun infrastruktur LNG terintegrasi. Proyek ini akan menyuplai gas dengan peningkatan volume secara bertahap (ramp up) 111 MMSCFD selama 20 tahun ke Kilang Cilacap, dilaksanakan dengan skema Small Scale Land Based Regasification Terminal dan diperkirakan membutuhkan biaya investasi (Capex) sebesar USD 151,7 juta.

Mulyono juga mengungkapkan, proyek akan digunakan untuk mengembangkan pasar LNG retail di Jawa Tengah bagian selatan dan menghasilkan efisiensi luar biasa mencapai USD 58,5 juta per tahun dengan pemanfaatan gas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Kapasitas Produksi

Kegiatan warga sekitar di dekat kilang minyak Pertamina Refenery Unit IV Cilacap, Rabu (7/2). Kilang Pertamina RU IV Cilacap berkapasitas produksi terbesar mencapai 348.000 barrel per hari. (Liputan6.com/JohanTallo)

Kilang Cilacap yang merupakan salah satu dari 7 unit pengolahan di Indonesia, memiliki kapasitas produksi sebesar 348.000 BSD. Kilang ini bernilai strategis dengan memasok 34 presen kebutuhan BBM nasional atau 60 perse kebutuhan BBM di Pulau Jawa. Hal tersebut membuat Kilang Cilacap menjadi kilang dengan kapasitas terbesar di Indonesia.

Direktur Utama PGN, M. Haryo Yunianto menambahkan, sebagai bagian dari Holding Migas Pertamina, PGN secara penuh mendukung pengembangan bisnis Kilang Pertamina Cilacap. Proyek ini termasuk dalam prioritas proyek PGN dalam menyediakan rantai pasok LNG yang terintegrasi.

"Semoga dengan tersedianya supply chain dan infrastruktur LNG yang terintegrasi nanti dapat memenuhi kebutuhan gas di Kilang Cilacap dengan tepat biaya, mutu dan waktu,” ujarnya.

Haryo melanjutkan, sinergi ini menjadi bentuk dukungan PGN terhadap Pertamina Grup dalam mengelola portfolio LNG yang bisa dioptimalkan dalam rangka subtitusi bahan bakar berjenis Residual Fuel Oil (FRO) menjadi bahan bakar berbasis gas.

"Proyek ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menumbuhkan perekonomian nasional dan dapat mengurangi impor serta menekan defisit neraca migas,"tutup Haryo.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya