Liputan6.com, Jakarta Langkah dan strategi serta kinerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK selama pandemi mendapatkan apresiasi dari dunia internasional. Majalah ekonomi terkemuka dunia, Forbes, menobatkan BRI sebagai perusahaan publik terbaik di Indonesia.
Dalam daftar Forbes 2021 Global 2000 World’s Largest Public Companies, BRI menempati peringkat ke 362 diantara 2000 perusahan publik terbaik di dunia. Terdapat 6 perusahaan publik dari Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut, dan BRI menempati peringkat tertinggi diantaranya. Ini menjadikan BRI menempati posisi tertinggi di Indonesia untuk tujuh tahun berturut turut.
Advertisement
Direktur Utama BRI Sunarso menyebutkan bahwa prestasi ini merupakan bukti bahwa perusahaan BUMN mampu mencatatkan prestasi di dunia internasional dan BRI akan terus berkomitmen untuk menjaga sustainability kinerja dengan fokus pada penyelamatan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dengan tetap mampu menciptakan dan men-deliver value kepada seluruh stakeholders perseroan.
“Fokus BRI memang ke Mikro, namun memberi dampak Makro baik dalam mengukir prestasi dikancah global, maupun dalam menggerakkan dan memulihkan perekonomian nasional," kata Sunarso.
Kinerja BRI Kuartal 1/2021
Pada kuartal 1 Tahun 2021, BRI berhasil mempertahankan kinerja positif. Dengan ada pencadangan yang cukup, kredit mikro BRI tercatat tumbuh 12,43 % sehingga secara konsolidasian BRI berhasil mencetak laba senilai Rp 6,86 triliun. Hal tersebut diutarakan oleh Direktur Utama BRI Sunarso saat Laporan Kinerja Triwulan 1 Tahun 2021 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Selasa, 25 Mei 2021.
Hingga akhir Maret 2021 penyaluran kredit BRI tercatat sebesar Rp 914,19 triliun. Penopang utama pertumbuhan kredit BRI yakni kredit mikro sebesar Rp 360,03 triliun atau tumbuh 12,43 persen year on year dan kredit konsumer yang tumbuh 1,62 persen yoy menjadi Rp 145,06 triliun.
Advertisement
Kredit BRI
“Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat sebesar 80,60 persen dari seluruh kredit BRI. Angka ini lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu dimana komposisi kredit UMKM BRI tercatat 78,31 persen. Porsi kredit UMKM BRI tersebut akan terus merangkak naik dan perseroan menargetkan angka ini akan tembus mencapai 85 persen," kata Sunarso saat Press Conference Laporan Kinerja Keuangan BRI Triwulan 1 Tahun 2021, Selasa, 25 Mei 2021.
Rasio kredit bermasalah (NPL) BRI tercatat sebesar 3,16 persen pada akhir Maret 2021 dan pencadangan (NPL Coverage) di kisaran 250,60 persen.
CASA Ratio BRI
Aset BRI tercatat tumbuh positif sebesar 3,83 persen yoy menjadi Rp 1.411,05 triliun di akhir Kuartal I 2021. Sementara itu, dari sisi liabilities, BRI mampu menghimpun dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp 1.049,32 triliun atau tumbuh 1,97 persen yoy. Tabungan tercatat tumbuh double digit sebesar 11,50 persen yoy menjadi Rp 443,87 triliun di akhir Kuartal I 2021.
"Peningkatan ini mengerek peningkatan dana murah (CASA) BRI, dari sebelumnya sebesar 55,90 persen di akhir Maret 2020 menjadi 58,91 persen di akhir Maret 2021. Dengan fokus pada pencadangan dan sustainability kinerja, hingga akhir Kuartal I 2021 BRI berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 6,86 triliun," kata Sunarso.
Upaya BRI dalam menjaga sustainability juga tercermin dari rasio LDR dan CAR yang berada pada angka ideal. LDR BRI di akhir Maret 2021 tercatat sebesar 87,12 persen, sementara itu CAR BRI di periode yang sama tercatat sebesar 19,74 persen atau meningkat dari periode sama tahun sebelumnya sebesar 18,56 persen.
(*)
Advertisement