Liputan6.com, Jakarta - Kasus bibir sumbing dan celah bibir pada bayi yang baru lahir masih banyak dan terus terjadi di Indonesia. Diperkirakan, ada sekitar 8.000 bayi lahir dengan bibir sumbing dari 6 juta kelahiran setiap tahunnya.
Menurut spesialis bedah dr. Yantoko, Sp.BP, kondisi bibir sumbing terjadi saat bayi masih dalam kandungan. Ia mengatakan, bibir sumbing terjadi karena pertumbuhan janin tidak sempurna sejak usia kehamilan trimester pertama. Akibatnya, otot bibir terputus sehingga mulut tidak tumbuh sebagaimana mestinya. Kondisi ini bisa, membuat bayi tidak bisa menyusu baik menggunakan botol atau langsung pada payudara ibu.
"Itu karena mereka yang normal otot bibirnya melingkar sedangkan pada pasien sumbing terputus sejak tiga bulan pertama kehamilan," terang dokter Yantoko dalam webinar Media Gathering Smile Train Indonesia x SnackVideo, Selasa, 25 Mei 2021.
Baca Juga
Advertisement
Ia mengatakan bahwa bibir sumbing terjadi karena banyak faktor, sehingga sulit menentukan dengan pasti penyebabnya. Namun, yang paling dicurigai adalah karena faktor genetik.
"Penyebabnya misalnya karena obesitas, lalu kencing manis, infeksi, kekurangan gizi terutama asam folat, trauma pada saat hamil muda. Tapi yang dicurigai paling tinggi adalah genetik dan sampai sekarang belum terpecahkan bagaimana mencegah sumbing," ungkapnya.
Menurut dokter Yantoko, saat bayi baru lahir pun harus menunggu sampai usianya tiga bulan dengan berat badan minimal 5 kilogram untuk bisa dilakukan operasi bedah.
"Untuk pencegahan pertama adalah konsultasi pranikah. Biasanya ditanya apakah masih ada hubungan saudara dekat atau jauh. Lalu selama masa kehamilan, disarankan untuk memerhatikan kesejahteraan ibu sebaik mungkin. Asupan gizi diperbaiki dan jangan lupa rutin kontrol ke dokter kandungan setiap bulan," ucapnya.
Sedangkan pada kelainan langit-langit mulut, dr. Yantoko mengatakan bahwa operasi baru bisa dilakukan ketika bayi berusia di atas 1 tahun.
Saksikan Video Pilihan Berikut:
Operasi Gratis
Sementara itu, SnackVideo selaku aplikasi sosial media berbasis video pendek semakin kuat menetapkan kehadirannya di Indonesia. Salah satu caranya yaitu dengan melakukan CSR bekerja sama dengan berbagai organisasi serta lembaga swadaya masyarakat.
Kali ini, mereka bekerja sama dengan Smile Train sebuah organisasi nirlaba yang memberikan operasi perbaikan celah bibir serta celah langit-langit. Program #SenyummuSedekahmu telah dilaksanakan pada 12 April hingga 14 Mei 2021 dan mengumpulkan donasi senilai Rp1,5 miliar.
"Kami bangga dapat bekerjasama dengan Smile Train Indonesia untuk menjalankan misi yang mulia ini, apalagi setelah melihat antusiasme yang begitu besar dari pengguna aplikasi kami. Kami juga menantikan kerja sama lebih jauh dengan Smile Train Indonesia di masa depan," jelas Donny Eryastha, Head of Public Policy for Southeast Asia and South Asia, SnackVideo.
Hasil donasi yang terkumpul dapat membantu 300 anak-anak penderita bibir sumbing dan celah langit-langit dari seluruh Indonesia, termasuk di area Bogor, untuk mendapatkan operasi gratis.
Advertisement