Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan Pada Selasa (25/5) bahwa Amerika Serikat akan membuka kembali kantor konsulatnya di Yerusalem. Langkah tersebut dinilai dapat memulihkan hubungan dengan Palestina.
Konsulat AS telah berperan sebagai kantor otonom yang bertanggung jawab atas hubungan diplomatik dengan Palestina.
Advertisement
Namun, mantan Presiden Donald Trump menurunkan operasinya dan menempatkannya di bawah otoritas duta besarnya untuk Israel ketika dia memindahkan kedutaan ke Yerusalem.
Langkah-langkah itu melanggar kebijakan AS yang sudah berlangsung lama serta memicu amarah warga Palestina yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara di masa depan.
Blinken tak mengungkap tanggal pasti pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem.
Namun, Blinken menyampaikan bahwa dibukanya kembali konsulat AS akan menjadi "cara penting bagi negara kita untuk terlibat dan memberikan dukungan kepada rakyat Palestina".
Langkah tersebut diumumkan oleh Blinken setelah pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Ramallah, di Tepi Barat yang diduduki.
"Seperti yang saya katakan kepada presiden, saya di sini untuk menggarisbawahi komitmen Amerika Serikat untuk membangun kembali hubungan dengan otoritas dan rakyat Palestina, hubungan yang dibangun di atas saling menghormati dan juga keyakinan bersama bahwa orang Palestina dan Israel sama-sama layak mendapatkan kesetaraan. langkah-langkah keamanan, kebebasan, kesempatan dan martabat," kata Blinken, seperti dilansir Al Jazeera, Rabu (26/5/2021).
Ketika berbicara dengan Blinken, Presiden Mahmoud Abbas pun menyampaikan terima kasihnya kepada AS "atas komitmennya pada solusi dua negara (dan mempertahankan) status quo di Haram al-Sharif," yang merupakan sebuah kompleks suci di Yerusalem bagi umat Muslim dan Yahudi - yang juga merupakan lokasi Masjid Al-Aqsa.
Langkah Alami
Selama jumpa pers pada Selasa (25/5), Jen Psaki, sekretaris pers Gedung Putih, mengatakan pembukaan konsulat itu merupakan "langkah alami" dalam membangun kembali hubungan AS dengan Palestina.
"Menurut pandangan kami, ini adalah langkah alami berikutnya untuk mengumumkan rencana pembukaan kembali konsulat, dan sekali lagi, kami juga mengumumkan komitmen kami menyumbang dana untuk membangun kembali Gaza, jadi ini semua adalah bagian dari upaya kami untuk membangun kembali hubungan," kata Jen Psaki.
Blinken sedang berada di wilayah itu untuk membantu menopang gencatan senjata pada pekan lalu yang mengakhiri konflik 11 hari antara Israel dan Hamas di Gaza.
Serangan udara Israel di Gaza menewaskan sekitar 253 warga Palestina.
Sementara di Israel, 12 warga tewas, serta kerusakan luas di wilayah pesisir.
Serangkaian serangan udara tersebut dipicu oleh tindakan keras polisi Israel terhadap warga Palestina di Yerusalem di dalam dan sekitar kompleks Masjid Al-Aqsa.
Blinken berjanji untuk "menggalang dukungan internasional" guna membantu Gaza setelah konflik.
Dia kemudian mengumumkan dana yang berjumlah hampir sekitar US$ 40 juta untuk bantuan kepada Palestina, termasuk US$ 5,5 juta untuk bantuan darurat di Gaza.
Sehingga total bantuan AS untuk Palestina di bawah pemerintahan Joe Biden menjadi lebih dari US$ 360 juta.
Selain itu, Blinken juga menyampaikan bahwa bantuan apa pun akan dijauhkan dari tangan Hamas, yang tidak mengakui hak Israel.
Sejauh ini, AS berusaha untuk mendukung Abbas, yang mengepalai Otoritas Palestina dan didukung secara internasional. Abbas mengelola sebagian dari West Bank yang diduduki tetapi pasukannya terusir dari Gaza ketika Hamas merebut kekuasaan di sana di tahun 2007 setelah memenangkan pemilu 2006.
Advertisement