Nadiem Keluhkan Riset Terapan di Perguruan Tinggi Tak Berorientasi Pasar

Mendikbudristek Nadiem Makarim mengeluhkan banyak riset terapan di perguruan tinggi vokasi tidak berorientasi pada pasar. Padahal riset terapan mestinya mengakomodasi kebutuhan pasar.

oleh Yopi Makdori diperbarui 26 Mei 2021, 20:02 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim saat rapat dengan Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/12/2019). Rapat membahas penghapusan Ujian Nasional (UN) pada 2021 dan sistem zonasi. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengeluhkan banyak riset terapan di perguruan tinggi vokasi tidak berorientasi pada pasar. Padahal riset terapan mestinya mengakomodasi kebutuhan pasar.

Hal itu disampaikan Nadiem dalam acara Peluncuran Merdeka Belajar Episode 11: Kampus Merdeka Vokasi, Selasa, 25 Mei 2021.

"Saat ini riset terapan di perguruan tinggi vokasi ini belum semua berorientasi kepada pasar. Banyak yang tidak ada potensi hilirisasinya. Banyak yang riset terapannya itu lebih sifatnya akademis dan paper saja," ungkap Nadiem.

Menurut Nadiem, riset semacam itu di perguruan tinggi vokasi bukanlah sebuah hal yang masuk akal. Di mana, kata dia, perguruan tinggi vokasi mestinya sudah didesain untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja.

"Sedangkan harusnya output-nya itu inovasi dan terapan di lapangan," kata Nadiem.

Mantan Bos Gojek Indonesia itu mengemukakan bahwa masalah dunia vokasi di Tanah Air bukan hanya sebatas itu.

Nadiem menyebut selama ini kerja sama antara vokasi dengan dunia kerja juga masih minim. Kalaupun ada kerja sama, namun hasilnya belum bisa disebut riil.

"Jadi kerja sama tersebut belum menghasilkan riil output atau impact di dalam industri," ucap dia.

Di samping itu juga dirinya menilai, penggunaan teaching factory atau laboratorium praktik di perguruan tinggi vokasi masih belum optimal.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Dana Padanan

Nadiem Makarim (Sumber: Kemdikbud.go.id)

Nadiem menginginkan perubahan untuk mendobrak segala masalah yang kini tengah dihadapi dunia vokasi tersebut. Salah satunya lewat matching fund atau dana padanan.

"Dengan adanya matching fund ini harapannya bahwa riset-riset di perguruan tinggi vokasi orientasinya full terhadap kebutuhan di pasar dan industri," harap Nadiem.

Dengan begitu ayah tiga anak itu mengharapkan supaya hasil riset di vokasi dapat terhilirisasi ke dunia industri.

"Itu adalah goal-nya daripada riset terapan di perguruan tinggi vokasi," papar dia.

Di samping itu, matching fund ini juga didesain guna menstimulus dunia industri untuk mau bekerjasama dengan perguruan tinggi vokasi.

Nadiem menjelaskan bahwa mekanismenya adalah jika dunia industri memasukkan Rp 1, maka pihaknya akan juga memberikan Rp 1 untuk kerja sama tersebut.

"Kita ingin meningkatkan teaching factory atau laboratorium praktik untuk project based learning. Ini hanya bisa terjadi kalau industri mendorong penggunaan dan kolaborasi daripada factory-factory tersebut untuk memproduksi hal-hal yang nyata," jelas Nadiem.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya