Tak Mudah Kejar Ekonomi Pulih, Jokowi Minta BPKP Sigap Awasi Anggaran

Jokowi mengakui, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama masih berada dalam angka minus.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mei 2021, 12:36 WIB
Presiden Jokowi saat memberi pernyataan terkait KPK di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (17/5/2021). (Biro Pers Media Istana)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta lembaga terkait selalu sigap mengawasi jalannya kinerja anggaran untuk mendongkrak laju perbaikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2021.

Upaya pemerintah menggenjot pemulihan ekonomi disebut Jokowi bukan hal mudah. "Tahun ini adalah tahun percepatan pemulihan ekonomi nasional. Target kita adalah 7 persen di kuartal kedua dan itu bukan hal yang mudah," kata Jokowi dalam pidato pembuka koordinasi nasional pengawasan intern pemerintah tahun 2021 di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (27/5/2021).

Peserta rapat antara lain pejabat dari dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan khususnya Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP),

Jokowi mengakui, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal pertama masih berada dalam angka minus.

Itu sebabnya, demi mencapai target di kuartal selanjutnya, pemerintah Indonesia sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp 700 triliun. "Ini (realisasi anggaran) harus cepat karena kita kejar-kejaran," jelas Jokowi.

Jokowi mengingatkan, bahwa yang diinginkan rakyat adalah hasil dari capaian dan bukan sekedar proses. Meski, hasil yang diperoleh bukan sembarang hasil namun tetap mengikuti prosedur berlaku.

"Prosedur itu penting, tapi jauh lebih penting adalah tercapainya target yang telah ditentukan karena yang ditunggu rakyat adalah hasil," Jokowi menandasi.

Reporter: Intan Umbari

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Ini


Tumbuh Positif, Menko Airlangga Sebut Pertanian Kontributor Utama Pemulihan Ekonomi

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bahwa sektor pertanian merupakan kontributor utama pada program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Mengingat, kinerja sektor tersebut selalu tumbuh positif dan mampu menjadi bantalan ekonomi selama pandemi Covid 19.

"Hal ini terlihat dari laju pertumbuhan sektor pertanian tahun 2020 yang mencapai 1,75 persen dan pada kuartal I-2021 tetap tumbuh sebesar 2,95 persen (yoy)," ujar Airlangga dalam Indonesia Food Summit 2021, ditulis Rabu (26/5).

Pertanian, lanjut Airlangga bisa dibilang sebagai resilensi dari semua sektor yang ada. Apalagi pertumbuhanya terjadi disaat sektor lain mengalami kontraksi yang cukup dalam.

Adapun, kontributor utama pertumbuhan ekonomi dari sisi demand masih berasal dari konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dengan share 88,91 persen. Sedangkan dari sisi supply nilanya mencapai 64,56 persen.

"Masing-masing berasal dari sektor pertanian, industri, perdagangan, kontruksi, dan pertambangan," ucapnya.

Tak cukup sampai disitu, pertumbuhan sektor pertanian juga terjadi pada nilai ekspor periode Januari-April 2021 sebesar USD1,38 atau naik sebesar 15,96 persen terhadap periode yang sama di tahun 2020."Dengan demikian kinerja ekspor pertanian memberikan kontribusi sebesar 2,05 persen terhadap ekspor Indonesia," sebutnya.

Dari sisi kesejahteraan petani, Nilai Tukar Petani (NTP) mengalami tren perbaikan dibandingkan saat awal pandemi. NTP misalnya pernah diangka 99,47 pada Mei 2020 akibat penurunan demand Horeka (Hotel, Restoran, dan Katering). Namun grafiknya terus membaik menjadi 102,93 pada April 2021 seiring dengan peningkatan aktivitas.

"Sedangkan dari sisi penyediaan pangan di tingkat konsumen, inflasi bahan makanan tetap terjaga sebesar 3,48 persen pada tahun 2020, lalu pada Januari s.d. April 2021 sebesar 1,8 persen, lebih rendah dari tahun 2020," paparnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya