Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani menanggapi terkait isu perjanjian Batu Tulis jilid II antara Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto. Muzani hanya bilang, bahwa perjanjian tersebut hanyalah bagian dari sejarah politik masa lalu.
Perjanjian Batu Tulis merupakan perjanjian antara Megawati dan Prabowo aaat berpasangan di Pilpres 2009 yang pertemuannya digelar di kawasan Batu Tulis, Bogor. Salah satu isinya adalah Megawati mendukung Prabowo sebagai Capres 2014. Tapi, hal tersebut tidak terlaksana.
Advertisement
"Perjanjian batu tulis yang di tanda tangani itu adalah perjanjian yang ditandatangani tahun 2009. Dan itu berlaku untuk agenda politik tahun 2014. Jadi perjanjian batu tulis adalah sejarah yang kalau kita anggap tahun 2024 ini saya kira ya kita mengingat mengingat saja," katanya di Grand Sahid Jaya, Jakarta, Kamis (27/5/2021).
"Itu sebuah kesepakatan ditandatangani tahun 2009 untuk agenda politik tahun 2014," sambungnya.
Muzani menyebut, bahwa Gerindra tak ingin mengungkit masa lalu. Dia bilang, perjanjian batu tulis adalah momen yang sudah lewat.
"Momentumnya sudah lewat waktunya sudah lewat jadi kita tidak ingin mengungkit, mengungkap atau mempermasalahkan masalah itu karena sebagai sebuah momentum itu sudah lewat," ucapnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Mau Lihat Kebelakang
Menurutnya, Gerindra saat ini lebih memandang persoalan bangsa yang ada. Pihaknya ingin maju bersama tanpa sering melihat masa lalu.
"Kita sekarang memandang bangsa lebih kedepan, memandang masalah negara dalam pandangan pandangan kita yang lebih maju tanpa perlu sering melihat kebelakang," pungkas dia.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement