Joe Biden Hanya Beri Waktu 90 Hari untuk Intelijen AS Ungkap Asal Usul COVID-19

Joe Biden memberikan waktu 90 hari pada tim intelijen AS menyelidiki asal usul COVID-19 yang pertama kali ditemukan di China.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 27 Mei 2021, 15:01 WIB
Presiden Joe Biden berbicara selama Pelantikan di US Capitol di Washington, Rabu (20/1/2021). Joe Biden mengalahkan Donald Trump di pemilu AS 2020 dengan perolehan 81 juta suara. (AP Photo/Patrick Semansky, Pool)

Liputan6.com, Washington D.C - Presiden Joe Biden pada Rabu 26 Mei memerintahkan badan intelijen Amerika Serikat untuk melaporkan kepadanya dalam tiga bulan ke depan tentang asal usul virus COVID-19. Biden memerintahkan dalam kurun waktu tersebut agen rahasia mampu melaporkan COVID-19 itu berasal dari hewan atau dari kecelakaan laboratorium

Seperti dikutip dari lama Channel News Asia, Kamis (27/5/2021), intelijen AS diminta "melipatgandakan upaya mereka untuk mengumpulkan dan menganalisis informasi yang dapat membawa kita lebih dekat ke kesimpulan yang pasti, dan melaporkan kembali kepada saya dalam 90 hari," kata Biden dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh Gedung Putih.

Menurut Joe Biden ada dua kemungkinan sumber virus yang melanda Bumi selama setahun terakhir, menewaskan lebih dari 3,4 juta orang. Perintah Biden menandakan meningkatnya kontroversi tentang bagaimana virus pertama kali muncul.

Apakah melalui kontak hewan di pasar di Wuhan, China, atau melalui pelepasan virus dari laboratorium penelitian yang sangat aman di kota yang sama.

Sementara itu Adam Schiff, ketua Komite Intelijen DPR, meminta China untuk segera datang dan untuk menghindari "kesimpulan prematur atau bermotif politik".

"Hambatan Beijing terhadap pemeriksaan yang transparan dan komprehensif terhadap fakta dan data yang relevan tentang sumber COVID-19 hanya dapat menunda pekerjaan penting yang diperlukan untuk membantu dunia mempersiapkan diri dengan lebih baik sebelum potensi pandemi berikutnya," kata Schiff.

"Meskipun demikian, saya yakin bahwa (komunitas intelijen AS) dan elemen lain dari pemerintah kami akan terus mengejar semua kemungkinan petunjuk dan memberikan temuan terbaru berbasis bukti yang sejalan dengan persyaratan 90 hari dari Presiden Joe Biden," imbuhnya.


Belum pada Titik Kesimpulan

Liu Huan (kanan), petugas medis dari Provinsi Jiangsu, memasuki sebuah bangsal ICU Rumah Sakit Pertama Kota Wuhan di Wuhan, Provinsi Hubei, 22 Februari 2020. Tenaga medis dari seluruh China mengerahkan upaya terbaik mereka untuk mengobati para pasien COVID-19 di rumah sakit itu. (Xinhua/Xiao Yijiu)

Institut Kesehatan Nasional AS (NIH) sebelumnya mendanai penelitian COVID-19 yang diduga berasal dari kelelawar di Wuhan, tetapi membantah mendukung eksperimen "peningkatan fungsi" yang melibatkan modifikasi virus sehingga menjadi lebih mudah menular ke manusia.

Biden mengatakan bahwa pada Maret 2021 dia meminta laporan tentang asal-usul COVID-19, termasuk "apakah itu muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kecelakaan laboratorium."

"Sampai hari ini, komunitas intelijen AS telah 'bersatu di sekitar dua skenario yang mungkin terjadi' tetapi belum mencapai kesimpulan pasti tentang pertanyaan ini," katanya.

Wakil sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan kepada wartawan bahwa Biden telah diberitahu oleh komunitas intelijen tentang penilaian mereka sekitar sebulan yang lalu, tetapi itu masih bersifat informasi rahasia sampai sekarang.

Ditanya tentang posisi pemerintah tentang apakah virus itu sengaja direkayasa untuk menjadi senjata biologis, dia berkata: "Kami belum mengesampingkan apa pun."


Infografis Kejahatan Vaksin COVID-19 Palsu di China

Infografis Kejahatan Vaksin Covid-19 Palsu di China (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya