Liputan6.com, Kuala Lumpur - Seorang petugas medis Malaysia menggunakan akun Facebook-nya untuk mengungkapkan rasa frustrasinya setelah pasiennya yang hamil gagal mematuhi protokol COVID-19 -- mengakibatkannya positif virus tersebut.
Dikutip dari World of Buzz, Kamis (27/5/2021), postingan petugas medis itu menjadi viral.
Advertisement
Dalam postingan tersebut, Dokter Tasha menjelaskan bahwa ia merasa sangat frustrasi dan letih setelah insiden yang ia alami pada Selasa 25 Mei 2021.
"Saya hampir tidak membagikan apa yang terjadi di tempat kerja tetapi hari ini saya merasa sangat frustrasi dan terkuras. Perawat saya mengambil gambar pada jam 4 pagi hari ini ketika kami menunggu bayi untuk dilahirkan. Ini saya," katanya.
Ia menjelaskan bahwa saat seorang pasien menjalani operasi caesar, dibutuhkan minimal 10 hingga 15 dokter dan staf untuk menjalankan ruang operasi dan melakukan prosedur dengan lancar.
Pasiennya itu positif COVID-19 setelah pulang kampung atau mudik untuk merayakan lebaran.
Jika Positif, Bayi Harus Diisolasi dari Ibu
Dokter Tasha menjelaska, "Idealnya, kami tidak mendukung operasi dilakukan pada jam 4 pagi karena kami memiliki lebih sedikit dokter dan staf yang bekerja saat ini. Jika keadaan darurat terjadi, lebih sedikit bantuan yang tersedia dan segalanya menjadi lebih stres."
"Namun, jika bayi dalam kesusahan atau ibunya tidak sehat, maka ya -- ini adalah indikasi untuk melanjutkan operasi caesar DARURAT kapan saja.'
Ia merasa frustrasi karena mengalami cobaan berat ini. "Saya frustrasi karena selama cobaan berat ini, dia tidak dapat meluangkan waktu 2 menit untuk memikirkan bagaimana hal ini memengaruhi bayinya yang belum lahir. Lupakan memikirkan tentang kami orang asing di garis depan, tetapi dia tidak menyadari bahwa jika dia positif COVID-19, itu mengubah seluruh pengalaman persalinannya."
Menurutnya, jika pasien positif COVID-19, bayinya harus diisolasi dari ibunya setelah melahirkan dan bayi yang baru lahir harus menjalani serangkaian tes dan usapan hanya beberapa jam setelah lahir.
Malaysia mencatat lebih dari 7.000 kasus baru -- jumlah tertinggi yang pernah tercatat hingga saat ini.
Reporter: Paquita Gadin
Advertisement