Liputan6.com, Jakarta Tiga puluh lima tahun sebagai prajurit, kini Letjen TNI Ganip Warsito mulai memakai rompi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Pria kelahiran Magelang 23 November 1963 ini adalah Kepala BNPB sekaligus Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 yang baru.
Ganip Warsito, yang menggantikan Doni Monardo dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara Jakarta pada Selasa, 25 Mei 2021 pagi. Acara dilanjutkan dengan serah terima jabatan (sertijab) sore harinya di lantai 15, Graha BNPB, Jakarta.
Advertisement
Sebuah catatan menarik oleh Tenaga Ahli BNPB Egy Massadiah yang diterima Liputan6.com, Kamis (27/5/2021) malam, merekam suasana sertijab berlangsung. Sebelum naik ke podium memberi sambutan, Letjen TNI Ganip Warsito memanggil dan menggandeng tangan istrinya, Ati Supriati.
Setiba di podium, ia merendahkan mic. Sebelumnya, sambutan disampaikan Doni Monardo didampingi istri, Santi Ariviani.
“Setiap sambutan sehabis Pak Doni, saya harus merendahkan mic, karena saya lebih pendek…,” ucap Ganip, memecah suasana dan membuat bibir hadirin merekah karena senyuman.
Tak pelak, 25 Mei 2021 menjadi hari bersejarah baginya. Momen inilah untuk pertama kali dalam 35 tahun kariernya sebagai prajurit, Ganip menanggalkan baju doreng.
“Ya, saya sudah perintahkan istri saya untuk melipat seluruh baju doreng dan baju dinas militer. Karena mulai hari ini saya akan memakai rompi BNPB,” ujar Ganip, disambut tepuk tangan hadirin saat memberikan sambutan hangat di podium.
Benar. Sepanjang karier, sejak perwira pertama (pama), perwira menengah (pamen), hingga perwira tinggi (pati) Ganip Warsito selalu mendapat penugasan di lingkungan TNI. Mulai dari Komandan Peleton, Panglima Kogabwilhan III sampai bertengger pada jabatan Kasum Mabes TNI.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Tiga Kali Menjadi Penerus Doni Monardo
"Alhamdulillah, saya sudah tiga kali menjadi penerus Bang Doni."
Begitu kata Ganip Warsito dalam sambutannya. Ya, Ganip memanggil Doni Monardo dengan panggilan 'Abang.'
Estafet pertama yang diterima Ganip dari Doni adalah Pokdo Tenor, salah satu elemen penting dalam Drumb Band Canka Lokananta Akmil, Magelang.
“Beliau mentor tenor waktu kami di drum band Akmil,” ujar mantan Pangdam XIII/Merdeka itu seraya menambahkan, “Saat di drum band akmil, beliau berdiri di penjuru paling kanan sebagai pengatur langkah.”
Estafet kedua adalah tongkat komando Danyonif 741/Satya Bhakti Wirottama di Singaraja, Bali tahun 2001 saat masih berpangkat mayor infanteri.
Dua puluh tahun berselang, peristiwa berulang, estafet ketiga, Ganip Warsito menggantikan Doni sebagai Kepala BNPB. Penggantian ini bertepatan dengan Doni Monardo yang memasuki masa purna bakti TNI.
“Itulah mengapa saya mengatakan, menggantikan Bang Doni itu berat. Makanya, saya mohon bantuan dan kerja sama semua pejabat dan staf di BNPB, agar apa yang selama ini ditunjukkan Pak Doni bisa ditularkan pula kepada saya,” ujar Ganip.
Advertisement
Dulu Ransel, Kini Koper
Ada hal menarik lain yang disampaikan Ganip Warsito. Ia telah mengobservasi ruangan di lantai 10, tempatnya berkantor di Graha BNPB. Juga sudah menengok sejumlah ruang lain di gedung yang terletak di Jl Pramuka, Jakarta Timur ini.
“Satu yang menarik perhatian saya, di ruang-ruang itu saya melihat ada koper. Saya jadi ingat, waktu prajurit yang namanya ransel sudah harus siap. Begitu bel berbunyi, lari berbaris dan seketika siap ditugaskan ke mana saja," tutur Ganip.
Rupanya, di BNPB pun sama. Bedanya, di militer ransel, di BNPB koper,” tambahnya sambil bercanda, “Apa perlu koper-koper itu kita ganti lagi dengan ransel ya?”
Intinya adalah sebagai aparat kebencanaan, harus selalu siap bergerak. Siap terjun ke medan bencana di mana pun di wilayah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke.
“Jadi, kalau sebelumnya saya keliling Indonesia karena penugasan sebagai prajurit, sekarang bakal keliling Indonesia lagi untuk misi kebencanaan. Saya siap, sebab dari pama sampai bintang tiga, saya selalu di lapangan,” tegas Ganip, mantap.
Siap Lanjutkan Jurus Doni Monardo
Adapun bekal Ganip Warsito memikul tanggung jawab sebagai Kepala BNPB adalah arahan Presiden Joko Widodo. Ditemani Doni Monardo, keduanya menghadap Presiden pagi hari, sebelum acara pelantikan.
Pesan Presiden sangat jelas, “Gunakan dan lanjutkan jurus-jurus yang dipakai Pak Doni. Itulah kalimat Bapak Presiden yang akan saya ingat terus. Mohon Bang Doni, jangan dianggap sebagai gangguan kalau saya selalu minta arahan dan bimbingan Abang,” imbuh Ganip ditujukan kepada Doni yang duduk di hadapannya.
Pesan Presiden yang kedua adalah, segera transfer permasalahan yang harus ditangani.
Ketiga, dalam kondisi COVID-19, ada tren kasus merangkak naik pasca libur Lebaran 2021. Kunci utamanya, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro yang diperketat, pelaksanaan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun), dan 3T (testing, tracing, treatment) secara konsisten dan penuh disiplin.
“InshaAllah, saya akan lanjutkan apa-apa yang sudah abangda lakukan dengan sangat baik. Semoga saya bisa, paling tidak memelihara apa yang sudah abang lakukan. Ini janji saya,” tambah Ganip, sambil memandang ke arah Doni Monardo.
Advertisement
Pacar Lima Langkah
Pacarku memang dekat/Lima langkah dari rumah/Tak perlu kirim surat/SMS juga nggak usah//Kalau rindu bertemu/Tinggal nongol depan pintu/Tangan tinggal melambai/Sambil bilang: "Hello, Sayang"
Untuk diketahui, larik narasi puitis di atas adalah lirik lagu dangdut berjudul Pacar Lima Langkah besutan Iceu Wong tahun 2008. Lirik itulah yang digunakan Ganip Warsito ketika memperkenalkan istri tercinta, Ati Supriati.
“Saya naksir dia waktu kelas satu SMA, dan dia masih kelas tiga SMP. Jadi, bisa dibilang dia itu cinta saya, mulai cinta monyet sampai sekarang cinta king kong,” kelakar Ganip.
Dari Ati, ia dikaruniai dua putra dan satu putri. Dua putra-putrinya sudah menikah. Dari putri sulung, ia beroleh tiga orang cucu. Dari putra kedua, bakal memberinya cucu keempat. “Menantu saya mendapat tugas sebagai Atase Pertahanan di Serbia,” kata Ganip.
Jabatan Kepala BNPB, tidaklah ringan. Presiden Jokowi memberi perintah kepada Ganip.
“Supaya jurus-jurus yang dipakai Pak Doni, diserah terimakan, dan itu dilanjutkan. Itu bahasa Pak Presiden. Saya yakin jurus jurus itu terdokumentasikan dengan baik. Insha Allah, saya akan menyesuaikan," lanjut Ganip bersemangat.
BNPB Ibarat Kopassus
Sebelumnya, Doni Monardo juga menyampaikan semacam sambutan perpisahan. Ia berpidato didampingi istri tercinta, Santi Ariviani.
Doni berterima kasih kepada seluruh pejabat dan staf BNPB yang telah bekerja keras membantunya selama 2 tahun 4 bulan bertugas. Baginya, BNPB ibarat kesatuan lamanya, Kopassus. Dalam kondisi negara yang rawan bencana, aparat BNPB nyaris tidak pernah beristirahat.
“Jadi, Pak Ganip nanti akan didukung aparat sipil tapi berjiwa militan. Sulit menemukan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang punya dedikasi luar biasa, seperti ASN di BNPB,” ungkap Doni, bangga.
Tak lupa, Doni menyampaikan terima kasih karena telah diberi kesempatan oleh Presiden Joko Widodo memimpin BNPB dan Satgas COVID-19. Sebuah kehormatan yang luar biasa dari aspek kemanusiaan.
“Semua terkendali dengan baik, berkat kolaborasi para ASN di BNPB yang sangat luar biasa. Sekali lagi, saya berterima kasih,” imbuhnya.
Di mata Doni, Ganip Warsito bukan orang asing di dunia kebencanaan. Sejak menjabat Asops TNI, lalu Pangkogabwilhan III, sudah bersinggungan dengan bencana alam dan COVID-19. Bahkan tidak sedikit kontribusi Ganip dalam membantu pelaksanaan tugas BNPB dan Satgas COVID-19.
“Salah satunya, ketika transportasi langka akibat PSBB di awal awal pandemi, sementara relawan dokter harus dikirim ke berbagai daerah. Maka, beliaulah yang memerintahkan TNI-AU mengerahkan pesawat mengangkut relawan ke berbagai daerah,” singkap Doni.
Menutup sambutannya, Doni Monardo menegaskan kembali permintaan Bapak Presiden Jokowi agar semua unsur di BNPB dan Satgas memberi dukungan total kepada Ganip Warsito dalam mengemban tugasnya ke depan.
Selamat bekerja Jenderal. Tetap bahagia, gembira dan tentunya sehat selalu...
Advertisement