Liputan6.com, Jakarta- Informasi beragam efek setelah divaksin Covid-19 beredar di tengah masyarakat, salah satunya adalah kematian. Namun, tidak semua informasi kematian setelah divaksin tersebut benar alias hoaks.
Cek Fakta Liputan6.com pun telah menelusuri sejumlah klaim kematian setelah divaksin Covid-19, hasilnya sebagian informasi tersebut hoaks belaka.
Baca Juga
Advertisement
Berikut kumpulan hoaks kematian setelah divaksin Covid-19, hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com:
1. Orang yang Sudah Divaksin Covid-19 Akan Mati Dalam 2 Tahun
Beredar melalui aplikasi percakapan pesan berantai yang berisi klaim terkait orang yang akan meninggal dunia dalam dua tahun setelah divaksin covid-19. Pesan bBeredar melalui aplikasi percakapan pesan berantai yang berisi klaim terkait orang yang akan meninggal dunia dalam dua tahun setelah divaksin covid-19erantai tersebut beredar sejak awal bulan lalu.
Dalam pesan berantai yang beredar klaim ini disampaikan oleh Mike Yeadon, bekas Ketua Saintis di firma vaksin Pfizer. Berikut isi klaim dalam pesan berantai tersebut selengkapnya:
"YANG SUDAH DIVAKSIN SIAP2 MATI DINI
Mike Yeadon bekas ketua saintis di firma vaksin pFizer menyatakan bahwa kini sudah amat terlambat untuk menyelamatkan siapa yang sudah divaksin covid 19.
Beliau menyeru kepada semua yang belum menerima vaksin yang bisa membunuh itu untuk berjuang demi kesinambungan manusia dan nyawa anak2.
Pakar imunisasi terkenal ini mengingatkan fakta bhw proses menurunkan jumlah besar manusia yang hidup pada masa kini.
Sejurus selepas suntikan vaksin pertama terdapat sejumlah 0.8% akan mati dalam masa 2 minggu.
Mereka yang bertahan dijangka akan mampu bertahan hidup sekitar 2 tahun, namun kemampuan tersebut dikurangi dengan penambahan top-up suntikan vaksin.
Penambahan vaksin yang sedang dibuat sekarang adalah untuk menyebabkan kemorosotan fungsi organ tertentu dalam badan manusia - termasuklah jantung, paru-paru dan otak.
Dengan menyadari secara mendalam hasil penyelidikan dan pembangunan farmaseutikal gergasi tersebut, pFizer selama 2 dekade, Profesor Mike Yeadon menyatakan tujuan terakhir pemerintah enyediakan vaksin yang diwajibkan pada masa kini hanya menyebabkan pengurangan populasi secara besar-besaran yang mana akan membuat semua perang dunia, bila digabungkan, kelihatan satu produksi Mickey Mouse.
"Milyaran manusia kini sudah dibawa kearah kematian yang tidak diketahui dan menyengsarakan.
Setiap orang yang sudah disuntik akan menemui kematian sebelum waktunya, dan perkiraannya paling masa paling lama sesorang bertahan hidup selama 3 tahun".
SELENGKAPNYA BACA DISINI :
https://www.lifesitenews.com/news/exclusive-former-pfizer-vp-your-government-is-lying-to-you-in-a-way-that-could-lead-to-your-death"
Lalu benarkah klaim yang menyebut orang yang sudah divaksin covid-19 akan menghadapi kematian pada dua tahun mendatang? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim yang menyebut orang yang sudah divaksin covid-19 akan menghadapui kematian pada dua tahun mendatang adalah tidak benar.
2. Daftar Dokter Meninggal Dunia Walau Sudah Divaksin Covid-19
Beredar di aplikasi percakapan dan pesan berantai pesan berantai berisi daftar dokter yang meninggal dunia dalam waktu bersamaan meski sudah divaksin Covid-19. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.
Salah satu yang mengunggahnya adalah akun bernama Duri Riau. Ia mempostingnya di Facebook pada 5 Mei 2021.
Berikut isi pesan berantainya:
"Breaking News
Indonesia berduka
Telah berpulang :
1. dr.Felicia Tanzil, SpKFR (Majalengka)
2.Dr.Ananto Prasetya Hadi(Ka Humas RSCM).
2. Dr. Fuad Mahfuzd, Sp. THT.
3. Kol Ckm Dr. Sjahruddin, Sp. THT-KL .
4. Dr.Oki Alfian bin H.Alamsyah.
5. Dr.Dharma Widya ( Direktur RSUD Aceh Timur )
6. Dr. Gatot Soeryo Koesumo, PFK, MM ( Direktur RS Aulia Jagakarsa) , Jakarta
7. dr. Wahyuning Saraswati ( Bogor)
8. dr Redy ( WaDir RSUD Banjar)
9. Prof.dr Dadang Hawari SpKJ( K)
10. Kol.CKM DR Is Priyadi (16.38) di RSPAD. Alumnus FK UNAIR 84.
Padahal mereka sdh melakukan Vaksin
Dalam waktu 24 jam, Indonesia kehilangan 10 Dokter karena COVID-19. Sungguh kehilangan besar bagi bangsa Indonesia."
Ia juga menambahkan narasi: "GARA2 WAJIB PROYEK VAKSIN COVID SIAPA YANG TANGGUNG JAWAB"
Lalu benarkah pesan berantai yang berisi daftar dokter yang meninggal dunia dalam waktu bersamaan meski sudah divaksin covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, pesan berantai yang berisi daftar dokter yang meninggal dunia dalam waktu bersamaan meski sudah divaksin adalah tidak benar. Faktanya dokter yang meninggal dunia tidak dalam waktu bersamaan dan semuanya belum mendapat vaksin Covid-19.
3. Anggota Brimob di Maluku Meninggal Dunia karena Disuntik Vaksin AstraZeneca
Kabar tentang seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan akun Facebook Aron pada 9 April 2021 lalu.
Akun Facebook Aron mengunggah sejumlah foto seorang pria yang terbaring di atas ranjang rumah sakit. Foto tersebut kemudian dikaitkan dengan meninggalnya seorang anggota Brimob di Maluku karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca.
"Setelah menerima vaksin astrazaneca, anggota brimob maluku meninggal," tulis akun Facebook Aron.
Konten yang disebarkan akun Facebook Aron telah 7 kali dibagikan dan 28 kali direspons warganet.
Benarkah seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca? Berikut penelusurannya.
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, kabar seorang anggota Brimob di Maluku meninggal dunia karena disuntik vaksin Covid-19 AstraZeneca ternyata tidak benar.
Faktanya, Komandan Kompi Batalion Brimob Polda Maluku, Iptu LT, meninggal dunia bukan karena vaksinasi Covid-19, melainkan karena terinfeksi Covid-19.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Berikut
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Liputan6.com merupakan media terverifikasi Jaringan Periksa Fakta Internasional atau International Fact Checking Network (IFCN) bersama puluhan media massa lainnya di seluruh dunia.
Cek Fakta Liputan6.com juga adalah mitra Facebook untuk memberantas hoaks, fake news, atau disinformasi yang beredar di platform media sosial itu.
Kami juga bekerjasama dengan 21 media nasional dan lokal dalam cekfakta.com untuk memverifikasi berbagai informasi yang tersebar di masyarakat.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan kepada tim CEK FAKTA Liputan6.com di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Advertisement