Liputan6.com, London- Bek andalan Chelsea Antonio Rudiger buka suara tentang penyebab kelanjutan karirnya bersama The Blues yang sempat renggang musim panas lalu. Kala itu, dia mengaku serius mempertimbangkan untuk pergi dari klub.
Penyebabnya yakni karena pemain 28 tahun itu merasa dia tidak terlalu disukai manajer Chelsea saat itu, Frank Lampard. Faktanya, memang sang bek jarang sekali diturunkan oleh Lampard. Bahkan namanya sempat tidak dimasukkan dalam skuat hingga satu bulan lamanya.
Advertisement
Karirnya bersama Chelsea yang sudah diujung tanduk kala itu telah membulatkan tekadnya untuk hengkang di musim panas lalu. Tetapi kedatangan juru taktik baru, Thomas Tuchel membawa angin segar untuknya.
"Ketika Anda melihat kembali ke musim panas, ada poin yang ingin saya tinggalkan. Karena jika Anda memikirkan tentang usia saya, apa yang akan terjadi musim panas ini, Euro dan segalanya, saya tidak melihat diri saya dalam skuad selama satu bulan jadi pikiran pertama saya adalah pergi," kata Antonio Rudiger seperti dilansir Tribalfootball.
"Hampir saja, ada pembicaraan serius tapi itu tidak terjadi. Kemudian saya bertahan, saya mengobrol dengan Frank dan kemudian saya kembali ke skuad. Saya mendapat waktu bermain dan kemudian menjelang akhir kepelatihan Lampard, saya mulai bermain lebih banyak."
Video Pilihan
Jasa Tuchel
Kehadiran Tuchel memang membawa perubahan signifikan bukan hanya bagi Rudiger tapi juga untuk Chelsea. Konsistensi permainan yang tidak ada di bawah Lampard kini terbentuk di era Tuchel. Terbaru, Chelsea berhasil lolos ke Final Liga Champions musim ini.
Dan juga Rudiger kini kembali menjadi andalan di lini belakang The Blues dibawah asuhan eks pelatih Paris Saint-Germain tersebut. Skema tiga bek yang diusung oleh Tuchel mampu diperankan dengan baik oleh sang bek.
Advertisement
Kembali Bersemangat
"Kemudian saya berkata pada diri saya sendiri: 'Oke, mari kita lihat apa yang terjadi.' Kemudian pola pikir saya adalah untuk bekerja kembali, perubahan datang dan semuanya berjalan dengan baik dan hubungan saya dengan Thomas Tuchel normal dan ada rasa hormat di sana yang seharusnya seperti itu," ungkap Rudiger.
“Pada akhirnya, pelatih memiliki visinya tentang sepak bola dan bagaimana dia ingin kami tampil dan dia mendukungnya 1.000 persen. Anda bisa melihatnya di sela-sela. Ini seperti visi terowongan, dia memiliki banyak hal dalam pikirannya dan dia ingin kita tampil seperti itu," ia memungkasi.
Sumber : Tribalfootball
(Akbar Bintang Fahrizal)