IMF Puji China yang Sukses Ekspor Vaksin COVID-19

Pemimpin IMF memberikan pujian kepada China yang menyediakan vaksin COVID-19 ke berbagai negara.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 29 Mei 2021, 21:00 WIB
Vaksin SARS CoV-2 untuk COVID-19 ditampilkan selama tur pabrik vaksin SinoVac di Beijing, Kamis (24/9/2020). Perusahaan farmasi China, Sinovac mengatakan vaksin virus corona yang dikembangkannya akan siap didistribusikan ke seluruh dunia, termasuk AS, pada awal 2021. (AP Photo/Ng Han Guan)

Liputan6.com, Beijing - Pemimpin IMF, Kristalina Georgieva, memberikan pujian kepada China karena menyediakan vaksin COVID-19 untuk berbagai negara. Selain itu, China tetap bisa melaksanakan program vaksinasi di dalam negeri.

"Di sini usaha-usaha China patut dipuji dengan membuat persediaan vaksin tersedia untuk luar negeri sementara dapat terus menggenjot langkah vaksinasi di tanah air," ujar Georgieva seperti dilaporkan media pemerintah China, Xinhua, Sabtu (29/5/2021).

Ucapan itu diberikan pemimpin IMF saat memberikan pembukaan di acara pertemuan musim semi International Finance Forum (IFF) yang bermarkas di Beijing.

Kristalina Georgieva berkata perlunya memvaksinasi setidaknya 40 persen populasi pada akhir 2021, dan setidaknya 60 persen di pertengahan 2022.

Menurut informasi Our World in Data, China telah menyuntik 584 juta dosis COVID-19 per 27 Mei 2021. Jumlah itu lebih banyak dari capaian Amerika Serikat, yakni 290 juta dosis.


Negara Miskin Tertinggal di Pandemi COVID-19

Seorang gadis remaja yang menjadi pekerja seks setelah sekolah di Kenya ditutup, duduk di sebuah kamar sewaan, di Nairobi, 1 Oktober 2020. Mereka melihat sumber pendapatan ibu mereka lenyap ketika pemerintah Kenya melakukan tindakan keras untuk mencegah penyebaran COVID-19. (AP Photo/Brian Inganga)

Pemimpin IMF mengakui bahwa pemulihan dari COVID-19 tidak sama di tiap negara. Sejumlah kecil negara-negara maju dianggap sudah lebih unggul.

"Sementara, negara-negara yang lebih miskin tertinggal, terutama karena ruang kebijakan yang terbatas dan ketersediaan vaksin," ujarnya.

"Kita menghadapi ketidakpastian hingga pandemi ini benar-benar berakhir," ucap Georgieva. "Kita semua berada di kapal yang sama." 

Georgieva lantas menekankan pentingnya solusi multilateralisme dalam hal vaksinasi COVID-19, serta berbagai isu internasional lain, seperti iklim. 

Berdasarkan data Johns Hopkins University, total kasus COVID-19 di China adalah 102 ribu. Angka kasus di China terus stabil selama beberapa bulan terakhir. 

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya