Liputan6.com, Jakarta - Anggrek jadi salah satu tanaman hias yang banyak digemari. Selain bunganya yang cantik, anggrek juga punya aneka warna yang indah.
Salah satu anggrek endemik Pulau Jawa adalah anggrek hantu. Namun, belakangan anggrek hantu bukan lagi endemik Pulau Jawa, karena populasi alaminya ditemukan pulau di Vietnam.
Baca Juga
Advertisement
Hal itu diungkapkan dalam akun Instagram @lipiindonesia pada 28 Mei 2021. "Kesimpulan penelitian itu juga disetujui oleh Professor Leonid Averyanof dalam komunikasi pribadi. Hasil penelitian tersebut dipublikasikan di jurnal global Phytotaxa pada 2020," tulis akun tersebut.
Sebelumnya, seorang peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Destario Metusalah telah melakukan penelitian tentang anggrek hantu tersebut.
Pada 2017, Destario telah mempublikasikan spesies baru anggrek hantu Gastrodia dari Pulau Jawa yang diberi nama Gastrodia bambu. Namun pada 2018, seorang peneliti berkebangsaan Rusia, Leonid Averyanof telah mempublikasikan sebuah spesies baru anggrek hantu Gastrodia khangii berbunga kecoklatan dari hutan Provinsi Son-La, Vietnam dan diduga sebagai spesies endemik yang terbatas.
Dalam dunia peranggrekan populer, genus Gastrodia spp. seringkali dikelompokkan ke dalam golongan “anggrek hantu”. Hal tersebut disebabkan oleh daur hidup alaminya yang unik, yang mana sosoknya dapat terlihat secara kasat mata hanya pada saat fase berbunga saja.
"Itulah kenapa, anggrek ini mustahil dapat ditemukan di alam jika tidak dalam kondisi berbunga. Periode berbunganya pun tergolong sangat jarang. Untuk setiap individu rhizom dewasa yaitu hanya 1 atau 2 kali dalam setahun, dan hanya mekar selama sekitar 1 minggu. Oleh karenanya, butuh keberuntungan besar untuk dapat berjumpa dengan anggrek ini di habitat alaminya," ungkap akun tersebut.
Mengenal Anggrek Hantu
Anggrek hantu memiliki bunga berbentuk lonceng dengan ukuran panjang 1,7--2 cm dan lebar 1,4--1,6 cm. Perbungaan muncul di bawah rumpun-rumpun bambu tua pada ketinggian 800--900 mdpl.
Umumnya, anggrek hantu hanya muncul pada satu periode pendek, dua hingga empat minggu dalam satu tahun. Perbungaannya secara tiba-tiba akan muncul dar permukaan tanah atau seresah, kemudian setelah satu hingga dua minggi perbungaan akan layu busuk dan lenyap.
Pada satu perbungaan dapat menghasilkan hingga delapan kuntum bunga mekar secara bergantian. Bunga menghasilkan aroma ikan busuk untuk mengundang serangga polinator.
Anggrek hantu sangat peka terhadap kekeringan, intensitas cahaya berlebih, dan juga perubahan pada media tumbuhnya. Bunga didominasi warna coklat gelap dengan bagian bibir bunga berbentuk mata tombak memanjang bercorak jingga.
Advertisement